Dirinya Sendiri - Diri Dalam Al-Qur'an

Dalam Al-Qur'an, tema Diri salah satunya dijelaskan melalui topik Dirinya Sendiri, yang tercermin dari ayat-ayat berikut ini lengkap dengan terjemah dan tafsir Jalalain serta Tahlili Kemenag.
QS. Al-Isra (17:15)
مَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَاۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِيْنَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُوْلًا
15. Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.
Tafsir Jalalain
(Barang siapa berbuat sesuai dengan hidayah Allah, maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk keselamatan dirinya) karena pahala hidayahnya itu dia sendirilah yang memetiknya (dan barang siapa yang sesat, maka sesungguhnya dia tersesat bagi kerugian dirinya sendiri) karena sesungguhnya dia sendirilah yang menanggung dosa sesatnya itu. (Dan tidak dapat menanggung) seseorang (yang berdosa) pelaku dosa; artinya ia tidak dapat menanggung (dosa) orang (lain, dan Kami tidak akan mengazab) seorang pun (sebelum Kami mengutus seorang rasul) yang menjelaskan kepadanya apa yang seharusnya ia lakukan.
Tafsir Tahlili Kemenag
Selanjutnya, Allah swt menegaskan bahwa pada hari itu orang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain. Tiap-tiap orang bertanggung jawab terhadap perbuatan buruknya sendiri, sehingga tidak mungkin sese-orang dibebani dosa selain dosanya sendiri. Mereka akan menerima balasan amal sesuai dengan berat ringan kejahatan yang mereka lakukan.
Apabila ada orang yang disiksa karena menyesatkan orang lain, sehingga dijatuhi hukuman sesuai dengan dosa orang yang disesatkan, bukan berarti orang yang menyesatkan itu menanggung dosa orang yang disesatkan. Akan tetapi, orang yang menyesatkan itu dianggap berdosa karena menyesatkan orang lain. Oleh sebab itu, ia dihukum sesuai dengan dosanya sendiri, dan ditambah dengan dosa menyesatkan orang.
Allah swt berfirman:
لِيَحْمِلُوْٓا اَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَّوْمَ الْقِيٰمَةِ ۙوَمِنْ اَوْزَارِ الَّذِيْنَ يُضِلُّوْنَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ
(Ucapan mereka) menyebabkan mereka pada hari Kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). (an-Naḥl16: 25)
Dan firman Allah:
وَلَيَحْمِلُنَّ اَثْقَالَهُمْ وَاَثْقَالًا مَّعَ اَثْقَالِهِمْ
Dan mereka benar-benar akan memikul dosa-dosa mereka sendiri, dan dosa-dosa yang lain bersama dosa mereka. (al-’Ankabūt29: 13)
Di akhir ayat ini, disebutkan bahwa Allah tidak akan mengazab seseorang atau suatu kaum sebelum mengutus seorang rasul. Maksudnya Allah tidak akan membebankan hukuman kepada orang-orang yang melakukan suatu perbuatan kecuali setelah mengutus seorang rasul untuk membacakan dan menerangkan ketentuan hukumannya. Dengan demikian, ayat ini dipandang sebagai asas legalitas dalam pidana Islam. Artinya, semua perbuatan yang diancam dengan hukuman haruslah terlebih dahulu diundangkan melalui sarana perundang-perundangan yang dapat menjamin bahwa peraturan ini dapat diketahui oleh seluruh rakyat. Hal itu juga berarti bahwa sosialisasi perundang-undangan merupakan hal yang penting.
Ayat ini juga mengandung maksud bahwa Allah tidak akan membinasa-kan umat karena dosanya, sebelum mengutus seorang utusan yang memberi peringatan dan menyampaikan syariat Allah kepada mereka, dan memberi ancaman jika mereka membangkang dan tetap dalam pembangkangannya.
Allah swt berfirman:
كُلَّمَآ اُلْقِيَ فِيْهَا فَوْجٌ سَاَلَهُمْ خَزَنَتُهَآ اَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌۙ ٨ قَالُوْا بَلٰى قَدْ جَاۤءَنَا نَذِيْرٌ ەۙ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللّٰهُ مِنْ شَيْءٍۖ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ كَبِيْرٍ 9
Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, ”Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan kepadamu (di dunia)?” Mereka menjawab, ”Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakan(nya) dan kami katakan, ”Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu sebenarnya dalam kesesatan yang besar.” (al-Mulk67: 8-9)
Dan firman-Nya:
اَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَّا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ النَّذِيْرُۗ فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ نَّصِيْرٍ
Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun. (Fāṭir35: 37)
Topik "Dirinya Sendiri" menunjukkan bagian penting dari tema "Diri", yang mengajarkan nilai-nilai iman, ketaatan, dan pemahaman terhadap wahyu Ilahi.