Keutamaan Puasa di Awal Bulan Dzulhijjah
Keutamaan Puasa di Awal Bulan Dzulhijjah
Masuknya bulan Dzulhijjah membawa angin segar bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bukan hanya karena momen syamsiyah Idul Adha, melainkan juga karena diperingati berbagai amalan yang memiliki nilai ibadah tinggi, khususnya puasa menjelang hari raya tersebut.
Seperti yang dijelaskan dalam buku Ustadz Abdul Somad Menjawab karya H. Abdul Somad, Lc., M.A, terdapat riwayat dari Ibnu Abbas yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada hari yang lebih agung di sisi Allah dan tidak ada amal yang lebih disukai Allah daripada amal pada sepuluh hari ini (10 hari di awal bulan Dzulhijjah). Maka pada hari-hari itu perbanyaklah tasbih, takbir, dan tahlil." (HR ath-Thabrani)
Hadits tersebut menekankan betapa besarnya keutamaan 10 hari awal Dzulhijjah. Sebagian besar keutamaannya itu merujuk pada melaksanakan berbagai amal kebaikan, termasuk puasa sunnah.
Puasa Sunnah Awal Dzulhijjah (1-7 Dzulhijjah)
Menurut Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin, terdapat sebuah hadits yang menerangkan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah:
"Allah SWT lebih menyukai dan mengasihi hamba-hamba-Nya yang melakukan amalan (baik) pada sepuluh hari awal bulan Dzulhijjah. Puasa satu hari pada hari-hari awal Dzulhijjah menyamai puasa setahun dan melakukan shalat pada satu malam daripadanya sama dengan shalat pada malam Lailatul Qadar."
Ketika mendengar hal ini akan sebagian sahabat bertanya kepada Nabi SAW, “Apakah pahalanya lebih baik juga dari jihad?”
Nabi menjawab, "Bahkan jihad di jalan Allah juga, terkecuali orang yang berjihad mendapati kudanya terluka parah dan dia sendiri mati syahid, maka sebandinglah kemuliaannya."
Hadits ini menunjukkan betapa luar biasanya pahala yang didapatkan saat melaksanakan puasa sunnah di hari-hari awal Dzulhijjah.
Puasa ini dilakukan mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari, dengan niat yang dibaca pada malam hari sebelum fajar.
Lafal Niat Puasa Sunnah Awal Dzulhijjah:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذُو الْحِجَةٌ سُنَّةٌ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab latin: Nawaitu shauma syahru dzulhijjah sunnatan lillaahi ta'aala
Artinya: "Aku berniat puasa bulan Dzulhijjah, sunnah karena Allah Taala".
Puasa Tarwiyah (Tanggal 8 Dzulhijjah)
Selain puasa di awal bulan, ada juga puasa Tarwiyah yang dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Hari ini disebut sebagai hari Tarwiyah, yang merupakan satu hari sebelum jamaah haji melakukan wukuf di Arafah.
Menurut buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah karya Nur Solikhin, puasa Tarwiyah adalah salah satu puasa sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan menjelang Idul Adha.
Lafal Niat Puasa Tarwiyah:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab latin: Nawaitu sawma tarwiyyata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya:"Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah Taala".
Puasa Arafah (Tanggal 9 Dzulhijjah)
Puncak dari puasa sebelum Idul Adha adalah puasa Arafah yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Ibadah ini memiliki keutamaan luar biasa bagi mereka yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.
Dalam buku Dahsyatnya Puasa Sunah: Kunci Utama Meraih Sukses Dunia & Akhirat karya H. Amirulloh Syarbini, Hj. Lis Nur'aeni Afgani, Ruang Kata, disebutkan bahwa puasa Arafah hukumnya sunnah bagi yang tidak berhaji. Namun, bagi yang sedang menunaikan haji, hukum puasa ini bisa menjadi makruh atau bahkan haram jika membebani fisik saat wukuf.
Terdapat keutamaan puasa Arafah yang dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ustadz Abdul Somad dalam bukunya:
"Pada hari Arafah tidak ada hari lain di mana Allah membebaskan lebih banyak hamba-Nya dari api neraka. Sesungguhnya pada hari itu Allah mendekat dan memuji hamba-hamba-Nya yang berkumpul di Arafah kepada para malaikat, seraya berfirman, 'Apa yang mereka inginkan?'" (HR. Muslim, no. 1348; dan riwayat lain dari Aisyah radhiyallahu 'anha)
Lafal Niat Puasa Arafah:
نويْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةَ اللَّهِ تَعَالَى
Arab latin: Nawaitu sawma 'Arafata sunnata Allahi taala.
Artinya: "Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah Ta'ala".
Melaksanakan puasa di awal bulan Dzulhijjah, dimulai dari tanggal 1 hingga 9, merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ketiganya, puasa awal Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah, menjadi kesempatan emas untuk menambah pahala dan meraih keberkahan.
Dengan niat yang tulus dan pelaksanaan yang benar, semoga ibadah ini menjadi penyebab diterimanya amal dan terhapusnya dosa.