Kisah Tragis Ali bin Abi Thalib, Sahabat Nabi yang Menjadi Khalifah
Ali bin Abi Thalib RA adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang juga merupakan sepupunya. Lahir di Makkah pada 13 Rajab tahun ke-32 dari kelahiran Rasulullah SAW, sosoknya dikenal dekat dengan Nabi Muhammad sejak usia enam tahun. Ali tinggal bersama Rasulullah SAW dan menimba ilmu dan kepribadian Rasulullah yang mulia.
Kehadiran Ali bin Abi Thalib dalam sejarah Islam tak tergantikan. Seorang tokoh yang cerdas dan bijaksana, ia dikenal sering menjadi penengah bagi para Khalifah Umar bin Khattab RA, Abu Bakar As Shiddiq RA, dan Utsman bin Affan RA dalam menghadapi berbagai masalah kompleks.
Ali bin Abi Thalib RA berhasil menjabat sebagai Khalifah selama 5 tahun. Namun, masa kekalifahannya diwarnai dengan berbagai fitnah dan perpecahan di kalangan umat Islam. Sejumlah tokoh, seperti Abdurrahman Amru atau Ibnu Muljam, Alburak bin Abdullah Attamimi, dan Ambru bin Bakar Attamimi, menebarkan berita bohong dan mengingkari kepemimpinan Ali.
"Hukum hanya milik Allah, bukan milikmu, wahai Ali, bukan pula milik sahabat-sahabatmu!" Ibnu Muljam berteriak sebelum menusuk Ali di Masjid Kufah pada Subuh 17 Ramadhan tahun 40 Hijriah. Teror dan luka yang diderita Ali sangat serius sampai melibatkan bagian otaknya. Para tabib yang berusaha sekuat tenaga, tak dapat menyelamatkan nyawa Ali dari maut.
Kegelapan meredup, nyala dari cahaya seorang pahlawan telah padam. Itulah akhir cerita Ali bin Abi Thalib, sahabat Rasulullah SAW yang menjadi Khalifah. Lelaki cerdas yang tak goyah di hadapan penindasan, namun tak kuasa melawan takdir sang Maha Kuasa.