Visa Furoda Tak Terbit: Kerugian Jemaah dan Travel Miliaran Rupiah

Visa Furoda Tak Terbit: Kerugian Jemaah dan Travel Miliaran Rupiah

Ketidakjelasan perihal terbitnya visa furoda buat tahun ini membuat banyak calon jemaah hidayah dan penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK) merintih. Bukan hanya harapan untuk menunaikan ibadah haji yang tertunda, namun juga kerugian finansial yang menumpuk.

Sejumlah travel haji pun telah menyiapkan segala akomodasi, mulai dari layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Masa'ir) hingga tiket pesawat dan hotel. Sayangnya, hingga mendekati puncak musim haji, visa furoda masih belum kunjung terbit. Dugaan simpang siur dan berita tidak pasti yang beredar semakin menambah kekhawatiran para jemaah dan pihak penyelenggara.

"Banyak travel yang sudah input data dan bayar layanan Masa'ir, tapi visanya tidak jadi. Mereka berasumsi visa furoda akan terbit seperti pelaksanaan sebelumnya," ungkap Abdullah Mufid Mubarok, Ketua Bidang Humas dan Media DPP Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPP AMPHURI).

Mufid menambahkan, tidak hanya itu, para travel juga telah memesan tiket pesawat dan hotel, dengan beberapa bahkan terpaksa meng-upgrade dari bintang 3 ke bintang 5. Kondisi ini berujung kerugian besar bagi mereka.

Dari segi jemaah, Naufal, seorang calon jemaah furoda asal Kebumen, Jawa Tengah, yang sudah membayar ratusan juta rupiah kepada travel, pun merasakan duka. Ia dan istri telah melengkapi semua persyaratan, bahkan mengikuti manasik haji, tetapi visa belum terbit. "Dari travelnya sendiri belum ada pembicaraan (kepastian visa) walaupun berita simpang siurnya visa sudah banyak. Tapi kalau dari travelnya sendiri belum menyerah sampai di titik akhir, yaitu di tanggal 31 Mei," ujarnya.

Kerugian yang dialami sejumlah travel haji menembus ratusan juta rupiah, bahkan mencapai miliaran rupiah bagi mereka yang memiliki jemaah di atas 50 orang. Mufid, yang juga pemilik travel haji dan umrah, menjelaskan bahwa ia belum bisa menghitung secara pasti kerugian yang dialami, “Yang jelas di atas Rp 100 juta an. Kalau jumlah jemaahnya misalnya sampai 50 ke atas ya sudah di atas Rp 1 M – Rp 2 M,"

Menag Nasaruddin Umar mengakui bahwa proses ini tidak mudah, namun pihaknya terus melakukan komunikasi intensif dengan otoritas Arab Saudi. "Sudah, sudah (komunikasi dengan Arab Saudi). Siang malam kami komunikasi. Karena kan keluarnya itu on-off ya," ucapnya. Menag juga menyatakan bahwa sebagian jemaah furoda ada yang sudah mendapatkan visa, tetapi masih ada daftar tunggu.

Kepastian mengenai visa furoda masih belum terjawab, namun pihak Kemenag berjanji akan mengusahakan agar visa terbit.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url