Kisah Sahabat Nabi: Abdurrahman bin Auf dan Dermawaninya
Di antara para sahabat Nabi Muhammad SAW, Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan. Ia rela menyumbangkan seluruh hartanya untuk sedekah dan kepentingan perang kaum muslimin. Kisahnya menjadi inspirasi bagi kita untuk selalu berbuat baik dan membantu orang lain.
Sebelum masuk Islam, Abdurrahman bin Auf bernama Abdu Amr. Ibunya adalah seorang wanita berdarah Mukammas dari suku Zuhri. Ia bergabung dengan kaum muslimin melalui perantara Abu Bakar Ash Shiddiq, dua hari setelah Abu Bakar memeluk agama Islam. Ketika hijrah ke Madinah, Abdurrahman membawa seluruh hartanya. Sayangnya, perjalanan tersebut membuatnya kehilangan sebagian harta miliknya ketika dirampas oleh orang-orang Quraisy.
Rasulullah SAW kemudian mempersaudarakan Abdurrahman dengan Sa'ad bin Rabī Al-Anshārī, seorang sahabat yang memiliki banyak harta. Upaya Sa'ad untuk membantu Abdurrahman ditolak. Dengan tekad kuat, Abdurrahman justru meminta ditunjukkan letak pasar. Di sana, ia berjualan keju dan minyak samin hingga berhasil meraih cukup uang untuk mahar nikah dan membangun kehidupan yang sukses. Ia kemudian dijuluki sebagai "Sahabat Bertangan Emas".
Dermawaninya Abdurrahman bin Auf tidak hanya dalam harta benda, tapi juga dalam semangat jihad. Buku "Bertobat Sambil Berobat" karya Moh Sholeh mencatat bahwa suatu ketika Aisyah RA mengabarkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Abdurrahman bin Auf akan masuk surga dengan merangkak karena hartanya". Mendengar hadis tersebut, Abdurrahman langsung menyumbangkan 1.500 ekor kuda untuk peperangan. Ia juga pernah menyerahkan 500 ekor kuda untuk perang lainnya.
Menjelang wafatnya, Abdurrahman bin Auf membagi-bagikan 40.000 dinar - setara miliaran rupiah saat ini - kepada 100 veteran Perang Badar. Di buku "Potret Ibadah Salaf" yang disusun Brilly El Rasheed, disebutkan Abdurrahman bin Auf pernah menjual salah satu kebunnya kepada Utsman bin Affan dengan harga 40.000 dinar. Uang hasil penjualan itu kemudian dibagikan kepada fakir miskin, kaum Muhajirin, dan para istri Nabi SAW.
"Kehebatan Sedekah" karya Fuad Abdurrahman menceritakan bahwa pada Perang Tabuk, Abdurrahman bin Auf menyumbangkan ribuan dirham. Kabar riwayat dari Az Zuhri memberitakan bahwa Abdurrahman bersedekah separuh hartanya pada masa Rasūlullāh SAW, kemudian kembali bersedekah 40.000 dinar, dan menodonasi 500 kendaraan untuk jihad kaum muslimin. Kehidupannya yang sukses berawal dari perdagangan yang dijalankan dengan jujur dan hati yang penuh rasa syukur kepada Allah SWT.
Kisah Abdurrahman bin Auf mengajarkan kita bahwa kesuksesan sejati tidak hanya diukur dari harta benda, tapi juga dari kemampuan untuk berbagi dan selalu berbakti kepada Allah
.