Larangan Meniup Makanan dan Minuman dalam Islam
Islam mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, tak terkecuali mengenai adab makan dan minum. Salah satu contohnya adalah larangan meniup makanan atau minuman yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Larangan ini bukan sekedar kebiasaan, melainkan merupakan bagian dari syariat yang menekankan kebersihan, etika sosial, dan kesehatan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 222:
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
Arab Latin: Innallāha yuḥibbut-tawwābīna wa yuḥibbul-mutaṭahhirīn(a).
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.
Ayat ini menunjukkan bahwa menjaga kebersihan dan menjauhi hal-hal yang kotor adalah tindakan yang dicintai Allah SWT. Dengan demikian, adab seperti tidak meniup makanan atau minuman menjadi bagian dari upaya kita dalam menjaga kebersihan dan kesucian diri.
Alasan di Balik Larangan Meniup
Dalam Sunan Ibnu Majah Jilid 3 karya Imam al-Hafizh Abi Abdillah (Imam Ibnu Majah), terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA:
"Rasulullah SAW melarang meniup ke dalam tempat air minum." (Shahih: al-Irwaa' no. 1977 dan al-Misykaat no. 4277)
Hadits ini menunjukkan bahwa larangan meniup makanan atau minuman ini datang langsung dari Rasulullah SAW sebagai bentuk adab yang perlu diperhatikan oleh umatnya.
Lalu, apa alasan di balik larangan ini?
1. Menjaga Kebersihan dan Kesehatan
Syaikh Muhammad Al-Utsaimin dalam Syarah Riyadhus Shalihin menjelaskan bahwa udara yang keluar dari mulut seseorang ketika meniup bisa saja mengandung kuman atau virus yang membahayakan. Meniup makanan atau minuman, terutama ketika panas, dapat menjadi sarana penyebaran penyakit, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
2. Mencegah Bau Tak Sedap dan Gangguan Sosial
Dalam buku Ringkasan Kitab Adab oleh Syaikh Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, disebutkan bahwa meniup minuman bisa menyebabkan gangguan bagi orang di sekitar karena mulut seseorang mungkin mengeluarkan aroma yang tidak sedap. Hal ini tentu mengurangi kenyamanan bersama, terutama saat makan atau minum dalam kebersamaan.
3. Menghindari Kontaminasi Benda Asing
Kadang kala seseorang meniup air atau makanan karena ada kotoran kecil yang masuk. Namun, Rasulullah SAW memberikan solusi yang lebih bersih dan elegan. Dalam sebuah riwayat, ketika ada sahabat yang bertanya perihal kotoran kecil seperti serbuk kayu yang biasa ditiup agar keluar, Nabi SAW bersabda:
"Tuangkanlah."
Artinya, cukup dengan menuangkan sebagian air atau mengambil kotoran dari makanan, tanpa perlu meniupnya.
4. Adab dan Keteladanan Rasulullah SAW
Islam memperhatian hal-hal kecil dalam kehidupan untuk membentuk pribadi yang bersih dan beradab. Larangan meniup makanan atau minuman merupakan bagian dari adab Rasulullah SAW yang mengajarkan umatnya agar tidak bersikap sembarangan, bahkan dalam hal yang tampak ringan.