CINTA ITU KAMU
Oleh: Mucham M
Saat aku sendiri menikmati rasa cinta
Maafkan cintaku pada-Mu mesti kubagi
Satu untuk-mu, dan satu lagi untuk Bidadari.Q
Andai saja kau tak beri aku cinta sebesar ini
Tentu saja aku tak akan menduakanmu
Karena itu, salahkah aku menyelami pemberianmu
Dan meresapi tiap tetesanembuncinta ini?
M & C
...............................
Jujur. Saya memang percaya kalau cinta itu benar-benar
ada. Tapi saya tidak bisa percaya kalau cinta
itu sampai bisa membuat orang jadi gila.Cuma perasaan suka pada seseorang bukan? Tidak masuk akal kalau sampai membuat pikiran yang awalnya waras-waras saja bisa berubah jadi tidak waras. Yang terlintas di benaknya selalu wajah si do’i. Yang terngiang-ngiang di telinganya adalah suara si do’i. Yang tertulis di ingatannya adalah nama si do’i. Ya ampun. Gombal amoh (meminjam istilah sahabat karib saya dulu).
itu sampai bisa membuat orang jadi gila.Cuma perasaan suka pada seseorang bukan? Tidak masuk akal kalau sampai membuat pikiran yang awalnya waras-waras saja bisa berubah jadi tidak waras. Yang terlintas di benaknya selalu wajah si do’i. Yang terngiang-ngiang di telinganya adalah suara si do’i. Yang tertulis di ingatannya adalah nama si do’i. Ya ampun. Gombal amoh (meminjam istilah sahabat karib saya dulu).
Jadi teringat dengan novel JALAN PULANG dan kisah
LAYLA MAJNUN. Bagaimana diceritakan kalau ‘CINTA’lah yang menjadi penyebab para
tokoh itu sebegitu menderita. Kehilangan akal sehat. Yang mulanya mereka adalah
orang-orang berpendidikan, bermartabat dan termasuk kalangan kaum mulia,
kemudian secara tiba-tiba bisa menjadi ‘majnun’ seperti itu.
Cinta membuat mereka tersiksa?
Cintamemang sesuatu yang unik. Sudah banyak sekali definisi-definisi yang telah
disodorkan. Mulai “cinta itu perasaan suka pada seseorang yang sampai
membuat kita selalu ingin bersanding dengannya”. Definisi yang cukup masuk
akal. Sampai “cinta itu pelangi”. Rumit. Hayo monggo siapa yang
mau mencoba untuk men’syarah’inya????.
“Mau memahami cinta maka kamu harus terlebih dahulu
punya pengalaman jatuh cinta” kata sahabatku beberapa bulan yang lalu saat
kuajak diskusi tentang cinta.
Memangnya kamu sendiri sudah punya pengalaman jatuh
cinta? Tanyaku.
“Jelas lah”
Berarti kita bisa diskusi tentang cinta, kan. Kamu
sudah punya pengalaman jadi kamu bisa menjabarkan kata cinta dengan benar. Ya
kan?.
“Iya. Tapi yang bisa diajak diskusi ya kudu yang
sama-sama sudah punya pengalaman”
TRUSSS???
..............................................
Membuang-buang waktu. Hmm... berpikir sendiri saja.
Ngomongin cinta, saya jadi ingat jaman dulu. Waktu masih SD pernah ada salah
seorang teman membelikan jajan buat teman cewek. Kata teman-teman dia sedang
jatuh cinta! Oh... jadi cinta itu waktu kita suka dengan seseorang lalu kita
membelikannya jajan. Hmm.
Beranjak ke bangku MTS, suatu hari salah seorang teman
cewek menitipkan sebuah surat padaku untuk diberikan pada seorang teman cowok.
Kata teman-teman dia sedang jatuh cinta. Oh... jadi cinta itu waktu kita suka
seseorang lalu kita mengiriminya surat. Hmm.
Dan ketika telah jadi anak pondok, tiap mendekati
semester madrasah diniyah selalu saja ada kang santri yang nggetu menambalkan
kitab milik santri putri, entah dari mana dia bisa mendapatkan kitabnya. Kata
teman-teman dia sedang jatuh cinta. Oh... jadi cinta itu waktu kita suka pada
seseorang lalu kita rela menghabiskan waktu siang malam untuk menambalkan
kitabnya. Hmm.
....................................................
Seperti kisah nabi Ibrahim saja ya. Terus menerus
mengartikan, tapi terus menerus salah. Ada berbagai arti yang pernah kupercaya.
Tapi kemudian semua itu kuyakin bukan jawaban yang tepat. Kalau memang cinta
benar-benar bisa membuat seseorang jadi tidak waras, tentu pengertian cinta tak
sesederhana itu.
Nabi Ibrahim akhirnya bisa menemukan kebenaran jawaban
yang beliau inginkan, kan?
Ya. Tepat sekali. Namun bukan proses yang mudah. Pencarianku
masih belum selesai.
....................................................
Setap kali pergi ke kota selalu kusempatkan untuk
melewati alun-alun. Sekedar untuk penyedap mata. Di sana dapat kulihat begitu
banyak pasangan muda-mudi duduk bersandingan. Yang perempuan ada yang berjilbab
juga tak sedikit yang tidak. Mereka kadang saling menggenggam tangan. Mengobrol
sampai berjam-jam. Malah kadang juga ada yang sebentar-sebentar berpelukan.
Mungkin kalau malam akan lebih seru lagi.
Apakah cinta yang membuat mereka melakukan semua itu?
Entahlah. Yang jelas Nafsu sudah ikut ambil bagian di sana. Kalau cinta mungkin
pada beberapa pasangan ada meskipun paling-paling tidak sampai 40%. Asal nebak
saja. Kalau berdasarkan penjelasan kang penjaga koperasi yang ngakunya sudah
sangat berpengalaman dalam masalah cinta (mungkin juga dalam masalah patah
hati) cinta adalah hubungan batin. Hubungan batin tak terbatas ruang dan waktu.
Jadi tidak harus ada interaksi fisik. Jika sampai ada interaksi fisik sedang
ikatan halal belum dibuat jelas hawa nafsu telah mengambil alih.
Kalau kejadian ini dibawa ke dalam forum musyawaroh
anak-anak FOKKUS, jelas semua akan serentak menjawab; HARAM! Terus tentang
‘cinta’nya? Bukan tempatnya untuk membahas itu.
.................................................
Ada banyak kisah cinta yang telah dikenal di
pesantren. Kisah cinta Nabi Adam dan Ibu Hawa, Nabi Ibrahim dan Ibu Hajar, Nabi
Sulaiman dan Ratu Bilqis, Nabi Yusuf dan Putri Zulaikha’, Nabi Muhammad dan Ibu
Khodijah, Sayidina Ali dan Sayidatina Fathimah, serta banyak lagi kisah teladan
cinta lainnya. Cinta telah mempersatukan mereka.
Ada lagi kisah cinta Qais dan Laila yang penuh
dengan pengorbanan, kisah cinta Kahlil Gibran juga kisah-kisah tentang
penderitaan cinta lainnya. Hmm... cinta telah membuat hidup mereka
menderita.....
Tak ada celah lagi untuk tidak percaya dengan
eksistensi cinta. Terus bagaimana dengan ‘dahsyatnya cinta yang sampai merubah
seseorang menjadi tidak waras’? Pertanyaan ini kembali muncul. Hmm... mungkin
memang seperti kata temanku di atas. Kalau mau memahami cinta kamu harus
terlebih dahulu punya pengalaman jatuh cinta. Bagaimana caranya membangkitkan
perasaan jatuh cinta? Itu sudah otomatis. Tidak ada satupun manusia yang bisa
mengendalikannya. Saat hati mulai mencintai seseorang maka kita tidak bisa
menghindarinya. Menutupi mungkin iya. Tapi untuk menghilangkannya kita sama
sekali tidak bisa. Semua sudah ada yang mengatur. Begitu pula jika suatu saat
kita ingin agar kita bisa jatuh cinta pada seseorang. Tidak bisa.
Cinta itu tumbuh atas sunnatullah. “Gak iso
dipengeng yo gak iso dipekso”. Tidak bisa dicegah juga tidak bisa dipaksa.
Sudah menjadi hukum alam. Ini kata Ustadzku.
Hmm... memang tak ada jalan lain. Kalau ingin tahu apa
itu cinta yang sebenarnya? Seberapa dahsyatkah kekuatan cinta itu?
Seberapa manis masa-masa kasmaran itu? Kita memang harus merasakannya
sendiri. Kita harus jatuh cinta. Sampai kita bisa merasakan betapa hangat dan
indahnya cinta maka sampai waktu itu tiba cinta tetap menjadi sebuah misteri.
Terimakasih telah mengizinkanku untuk mencintaimu. Kabhi
alvida na kehna. Wallahu a’lam.
Ijin download gmbarnya mas... 🙏🙏