Bermakna dan Mengagungkan: Lafaz dan Waktu Takbiran Idul Adha
Bermakna dan Mengagungkan: Lafaz dan Waktu Takbiran Idul Adha
Menjelang Hari Raya Idul Adha, gema takbir akan menggema di masjid-masjid, musholla, rumah, dan jalan-jalan. Umat Islam menyambut hari besar ini dengan takbiran, yakni melantunkan kalimat takbir untuk mengagungkan asma Allah. Takbiran adalah seruan "Allahu Akbar" yang dilafalkan berulang-ulang sebagai bentuk pengagungan kepada Allah SWT. Takbiran termasuk sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat dianjurkan pada dua hari raya yakni Idul Fitri dan Idul Adha. Khusus pada Idul Adha, takbiran memiliki keutamaan tersendiri karena berkaitan erat dengan momen ibadah kurban dan pelaksanaan haji di Tanah Suci.
Lafaz Takbiran Idul Adha
Bacaan takbir adalah gabungan kalimat takbir, tahlil, dan tahmid. Berikut bacaan takbir dalam tulisan Arab, latin dan artinya:
Arab: اللهُ اكبَرْ، اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر، اللهُ اكبَرُو ِللهِ الحَمْد
Latin: Allahu Akbar, Allahu Akbar kabira, Laa ilaaha illallaahu wallahu Akbar, Allahu Akbar walillaah ilhamd
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah.
Selain takbir singkat, terdapat pula bacaan takbir yang lebih lengkap dan panjang.
Arab: اللهُ اكبَرْ كبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً واَصِيلا، لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه، مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن، وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون، وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن، وَلَو كرِهَ المُشْرِكوْن، لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه، صَدَق ُوَعْدَه، وَنَصَرَ عبْدَه، وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه، لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر، اللهُ اكبَرُ و ِللهِ الحَمْد
Latin: Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu AkbarLaa ilaaha illallaahu wallahu Akbar Allahu Akbar wa lillaah ilhamd. Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu AkbarAllahu Akbar kabiiraa, walhamdulillaahi katsira, wa subhaanallahi bukrataw-wa ashillaa.
Laa ilaaha illallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu mukhlishina lahuddiin walau karihal kaafiruun, walau karihal munafiqun, walau karihal musyrikun.
Laa ilaaha illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, wa a'azza jundahu, wa hazamal ahzaaba wahdah. Laa ilaha illallaahu wallahu Akbar. Allahu Akbar wa Lillaahil-hamd.
Artinya:
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji hanya bagi Allah.
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya.
Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore.
Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam meskipun orang kafir, munafik, dan musyrik membencinya.
Tiada Tuhan selain Allah dengan ke-Esaan-Nya. Dia menepati janji, menolong hamba dan memuliakan bala tentara-Nya serta melarikan musuh dengan ke-Esaan-Nya. Tiada Tuhan selain Allah SWT, Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah.
Dalil Takbiran Idul Adha
Takbir Idul Adha memiliki dasar yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadits.
Dalam surat Al-Hajj ayat 28, Allah SWT berfirman,
"لِّيَشْهَدُوا۟ مَنَٰفِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ فِىٓ أَيَّامٍ مَّعْلُومَٰتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۖ فَكُلُوا۟ مِنْهَا وَأَطْعِمُوا۟ ٱلْبَآئِسَ ٱلْفَقِيرَ"
Artinya:
Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.
Para ulama menafsirkan 'hari-hari yang ditentukan' adalah hari-hari tasyrik. Dalam hadits dari Nafi', ia berkata:
"Bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah keluar ke pasar pada hari-hari sepuluh (Zulhijjah) seraya bertakbir, lalu orang-orang pun bertakbir dengan takbir mereka." (HR. Bukhari)