Penebaran Kartu Nusuk Bagi Jamaah Haji 2025 Belum 100 Persen
Penebaran Kartu Nusuk Bagi Jamaah Haji 2025 Belum 100 Persen
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) menyatakan bahwa sekitar 95 persen Kartu Nusuk telah disebarkan kepada jemaah haji Indonesia per 27 Mei 2025. Meskipun demikian, Selly Andriany Gantina, anggota Komisi VIII DPR sekaligus Timwas Haji DPR, menegaskan bahwa masih perlu pengawasan, mengingat ada sejumlah jemaah yang akan tiba di Arab Saudi hingga tanggal 30 Juni 2025.
"Kita menyadari belum 100 persen karena masih ada pemberangkatan jemaah sampai dengan tanggal 30 yang terakhir. Artinya pada saat mereka sampai baru itu bisa tersebar kan kepada jemaah tetapi yang perlu menjadi perhatian dan konsep kita bagaimana Nusuk ini dipegang oleh jemaah yang sudah berada di Makkah jangan sampai mereka sudah ada di Makkah tetapi karena belum ada kartu Nusuk mereka belum bisa melaksanakan ibadah umrahnya," tutur Selly.
Ter hadirnya Kartu Nusuk Digital yang dapat diunduh melalui aplikasi Tawakkalna dan aplikasi Nusuk diharapkan dapat membantu mengatasi keterlambatan pembagian kartu fisik. Namun, proses penerbitan Kartu Nusuk masih bergantung pada responsivitas syarikah. Terkadang, proses tindaklanjut kebutuhan jemaah dari syarikah tidak berjalan cepat."
"Tentu ini (kartu Nusuk Digital) merupakan terobosan positif. (Namun), ini juga mesti mendapat evaluasi bagi pemerintah Indonesia dan Arab Saudi," ujar Selly dalam keterangannya.
Kartu Nusuk berfungsi sebagai identitas digital wajib bagi seluruh jemaah haji yang berada di Arab Saudi. "Karena persyaratan untuk masuk ke Masjidil Haram harus punya Kartu Nusuk nah tentu ini akan menjadi apa ya tantangan dan kesedihan untuk para jemaah yang memang belum mendapatkan pelayanan yang maksimal," jelas Selly, politisi fraksi PDIP.
Memberikan pesan kepada jemaah, Selly menekankan pentingnya kerjasama dan solidaritas antar jemaah. "Bahwa ibadah itu SMS-nya adalah mencari pahala sebesar-besarnya untuk mengharapkan ridho Allah SWT dan tentu bukan hanya kesabaran, bukan hanya keikhlasan, bukan hanya ketakwaan tetapi bagaimana solidaritas kemudian gotong royong kepedulian dan kekeluargaan harus terbangun di antara sesama jemaah Indonesia," pesan Selly.