Imbauan bagi Jemaah Lansia, Sakit, dan Difabel untuk Salat di Hotel Jelang Puncak Haji

Imbauan bagi Jemaah Lansia, Sakit, dan Difabel untuk Salat di Hotel Jelang Puncak Haji

Pihak Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengeluarkan imbauan kepada jemaah lansia, sakit, dan berkebutuhan khusus untuk melakukan salat di hotel selama masa jelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Imbauan ini bukan tanpa alasan. Konsultan Ibadah (Mustasyar) PPIH Arab Saudi, KH Abdul Moqsith Ghazali, menjelaskan bahwa haji merupakan satu-satunya rukun Islam yang eksplisit mensyaratkan kemampuan fisik atau istithaah jasadiah.

"Satu-satunya ibadah yang mempersyaratkan fisik adalah haji. Orang yang sakit tetap wajib salat dan berzakat," ungkap Moqsith, dilansir dari laman Kemenag, Rabu (21/5/2025).

Haji: Ujian Fisik yang Membutuhkan Stamina

Haji memang dikenal sebagai ujian fisik. Pasalnya, kondisi Makkah yang panas dengan suhu mencapai 42-43 derajat Celcius, ditambah lagi aktivitas di luar hotel terutama pada siang hari (10.00 - 16.00) berpotensi menyebabkan kelelahan dan dehidrasi. Hal ini tentu akan berdampak buruk pada kesehatan jemaah, terutama menjelang Armuzna yang menuntut stamina prima.

M. Imran, Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi, mengingatkan akan bahaya aktivitas di luar hotel saat cuaca ekstrem.

"Beraktivitas di luar hotel saat cuaca ekstrem akan menyebabkan kelelahan dan dehidrasi selama jemaah tidak bisa mencukupi kebutuhan air," jelas Imran.

Selamat Salat di Hotel, Pahala 100.000 Kali Lipat!

Moqsith menganjurkan jemaah untuk memanfaatkan musala di setiap hotel. Bahkan, dia menyebutkan bahwa pahala salat di hotel di Makkah sama dengan salat di Masjidil Haram.

"Sebagian ulama berkata, seluruh tanah haram ini adalah Masjidil Haram, maka salat di hotel sama dengan di Masjidil Haram yaitu berpahala 100.000 kali lipat," tuturnya.

Oleh karena itu, jemaah lansia, sakit, dan difabel disarankan untuk fokus beraktivitas di hotel, seperti salat, berzikir, dan bersedekah, hingga tiba waktunya puncak ibadah haji di Armuzna. Ini adalah langkah strategis untuk menjaga kesehatan dan memastikan ibadah haji dapat dilaksanakan dengan optimal.

Ingatlah, seseorang yang berhaji disyaratkan istithaah, baik itu maliyah (harta) maupun jasadiah (sehat). Syarat ini disebutkan dalam Al-Qur'an di Surah Ali Imran ayat 97. Allah SWT berfirman:

وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا \; وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Artinya, "(Di antara) kewajiban manusia kepada Allah adalah melaksanakan ibadah haji keBaitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Dan barangsiapa yang ingkar (menolak taat), maka sesungguhnya Allah itu Maha Kaya (tidak memerlukan) dari seluruh makhluk.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak