Kekecewaan Timwas DPR terhadap Layanan Transportasi Haji ke Arafah
Kekecewaan Timwas DPR terhadap Layanan Transportasi Haji ke Arafah
Menjelang puncak ibadah haji, Tim Pengawas Haji (Timwas) DPR RI mengungkapkan kekecewaan mereka atas layanan transportasi jemaah menuju Arafah yang tidak sesuai perjanjian. Kasus ini menyulut perhatian khusus Ketua Komisi VIII DPR RI sekaligus anggota Timwas, Marwan Dasopang.
Perbedaan Bus Shalawat dan Bus Masyair
Terdapat perbedaan mendasar antara bus Shalawat dan bus Masyair, baik dari fungsi, rute, maupun waktu operasional. * **Bus Shalawat:** khusus untuk mengantar jemaah dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya. * **Bus Masyair:** khusus untuk fase puncak haji - mengantarkan jemaah ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Waktu operasional juga berbeda. Bus Shalawat melayani jemaah secara non-stop sepanjang masa ibadah haji reguler, sementara bus Masyair hanya dioperasikan secara intensif saat fase Armuzna. Rute bus Shalawat beroperasi di dalam kota Makkah dan seputar hotel jemaah. Sementara itu, bus Masyair melalui jalur khusus dan strategis: dari Makkah ke Arafah, lanjut ke Muzdalifah, Mina, dan kembali ke Makkah. Ketidaksesuaian dalam layanan transportasi ini menyoroti pentingnya konsistensi dalam pelaksanaan sesuai perencanaan dan kesepakatan awal antara pemerintah dan penyedia layanan transportasi.Marwan menggarisbawahi lemahnya pengawasan teknis yang harus segera dibenahi. “Kami mendesak agar ini segera menjadi perhatian serius. Fase Armuzna adalah inti dari ibadah haji, dan para jemaah seharusnya mendapatkan fasilitas terbaik,” pungkasnya.