Kisah menarik datang dari tiga jemaah haji asal Spanyol yang menempuh perjalanan haji dengan cara yang luar biasa. Mereka berkelana ribuan kilometer melintasi benua, menaiki kuda, dalam perjalanan spiritual yang penuh tantangan dan keajaiban.
Menelusuri Jejak Pendahulu
Tiga pria tersebut, Abdelkader Harkassi Aidi, Tarek Rodriguez, dan Abdallah Rafael Hernandez Mancha, memulai petualangan mereka dari Spanyol Selatan pada Oktober 2024. Berbekal kudanya, mereka menyusuri jalur tak terpetakan yang belum dilewati selama lebih dari 500 tahun, meniti perjalanan melalui Prancis, Italia, Slovenia, Kroasia, Bosnia, Serbia, Bulgaria, Turki, Suriah, dan Yordania. Setelah menempuh jarak sekitar 8.000 kilometer, mereka akhirnya tiba di Masjidil Haram pada Mei 2025.
"Tidak ada jemaah haji yang melakukan perjalanan dengan cara ini sejak tahun 1491,"
ujar Harkassi, menggambarkan kisah yang jarang ditemukan di zaman modern.
Petualangan Melalui Benua dan Sejarah
Perjalanan mereka bukanlah sekadar perjalanan fisik, melainkan sebuah perjalanan melalui beragam hamparan alam dan warisan sejarah. Harkassi bercerita tentang keindahan alam yang mereka temui, serta tempat-tempat bersejarah seperti Benteng Aleppo dan Masjid Umayyah di Suriah.
Mereka juga menemukan rel kereta api tua peninggalan Kekaisaran Ottoman yang menghubungkan Istanbul dengan Arab Saudi. Selama berhari-hari, mereka menyusuri rel tersebut, merasakan aura perjalanan masa lalu.
Tantangan dan Kebaikan Sesama Umat
Perjalanan ini tentu tidak tanpa tantangan. Harkassi menceritakan tentang kehilangan kuda mereka di Bosnia, yang ditemukan di tengah zona ranjau darat. Namun, di saat yang paling sulit, sebuah keajaiban terjadi. Kuda mereka berhasil keluar dari area berbahaya tanpa cedera.
"Ketika kami tidak punya apa-apa, orang-orang membantu kami dengan kuda, makanan, dan uang. Ketika mobil bantuan kami rusak, mereka memperbaikinya untuk kami,"
ujar Harkassi, penuh syukur atas kebaikan yang mereka terima.
"Orang-orang sangat luar biasa. Saya pikir itu bukti bahwa umat Islam bersatu, bahwa satu umat (bangsa) yang dirindukan setiap muslim adalah kenyataan,"
tambahnya, mengungkapkan pengalaman yang menginspirasi.
Kisah mereka merupakan bukti nyata tentang tingginya semangat keimanan, keberanian untuk mengikuti jalan yang tidak biasa, dan kekuatan kebersamaan antar umat Muslim.