Akibat Jika Tidak Bersyukur

Akibat Jika Tidak Bersyukur

Bersyukur adalah sikap mulia yang sangat dijunjung tinggi dalam ajaran Islam. Dalam banyak ayat Al-Qur'an, Allah SWT secara tegas memerintahkan manusia untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan. Kepada hamba-Nya yang tidak bersyukur, Allah SWT memberikan peringatan keras bagi siapa saja yang kufur nikmat.

Dikutip dari buku "Dahsyatnya Syukur" karya Syafii Al Bantanie, banyak ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang syukur. Ada ayat Al-Qur'an yang menjelaskan hakikat syukur, perintah bersyukur, balasan bagi orang yang bersyukur dan ancaman bagi orang yang tidak bersyukur. Terdapat pula ayat dalam surat Al-Baqarah ayat 152 yang menjelaskan:

فَٱذْكُرُونِٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

Menurut ulama, cara bersyukur kepada Allah SWT, antara lain, dengan menaati perintah-Nya seperti mengagungkan nama Allah SWT, mengucapkan hamdalah, melakukan perbuatan yang diridhai, seperti sholat, puasa, dan menunaikan ibadah yang lain.

Akibat Kufur Nikmat

Salah satu peringatan yang sangat tegas mengenai akibat dari tidak bersyukur dapat ditemukan dalam surah Ibrahim ayat 7, di mana Allah SWT berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Ayat ini adalah peringatan langsung dari Allah SWT. Ketika seseorang tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan, maka bukan hanya nikmat itu akan dicabut, tapi juga bisa mengundang azab yang berat. Azab ini bisa berupa musibah, kegelisahan hidup, hingga kehancuran.

Contoh kisah tentang akibat tidak mensyukuri nikmat dapat dilihat dalam kisah kaum Saba' dalam Surah Saba' ayat 15-17. Kaum Saba' yang hidup dalam kemakmuran, namun tidak bersyukur kepada Allah SWT, sehingga negeri mereka yang dahulu subur berubah menjadi gersang.

Tidak hanya nikmat yang dicabut, seseorang yang tidak bersyukur juga akan merasakan hidup menjadi sempit dan sulit. Rasa tidak puas ini bisa berubah menjadi kegelisahan, iri hati, dan keputusasaan. Di dalam QS. Thaha ayat 124 Allah berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ

Artinya: Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.

Ketidaksyukuran juga bisa berakibat pada hilangnya pahala amal kebaikan. Hal ini terjadi karena kufur nikmat termasuk dalam dosa besar jika disertai dengan pengingkaran terhadap kekuasaan Allah. Allah SWT berfirman dalam surat Ibrahim ayat 18:

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِرَبِّهِمْ ۖ أَعْمَٰلُهُمْ كَرَمَادٍ ٱشْتَدَّتْ بِهِ ٱلرِّيحُ فِى يَوْمٍ عَاصِفٍ ۚ لَّا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا۟ عَلَىٰ شَىْءٍ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلضَّلَٰلُ ٱلْبَعِيدُ

Artinya: Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.

Ayat ini menggambarkan bahwa amal tanpa keimanan dan syukur kepada Allah bisa menjadi sia-sia seperti abu yang diterbangkan angin.

Sebagai manusia, kita wajib bersyukur karena segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Ingatlah bahwa Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur. Sebaliknya, orang yang tidak tahu bersyukur dianggap sebagai makhluk yang tidak tahu diri. Dalam beberapa tafsir, kufur nikmat disamakan dengan bentuk keangkuhan terhadap Sang Pencipta. Dalam Surah Al-Insan ayat 3 Allah mengingatkan:

إِنَّا هَدَيْنَٰهُ ٱلسَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.

Ayat ini menunjukkan bahwa manusia diberi dua pilihan, dan Allah sangat mencela mereka yang memilih kekufuran setelah diberi petunjuk dan nikmat.

Bersyukur karena Masih Bisa Bersyukur

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak