Berpikir Rendah : Kebebasan Berpikir dalam Islam

Berpikir Rendah : Kebebasan Berpikir dalam Islam

Berpikir merupakan ibadah dalam Islam. Karena kreativitas berkaitan erat dengan penciptaan dan penemuan hal-hal baru, maka berpikir memberi kita pemahaman akan kekuasaan Allah SWT. dan ciptaan-Nya, yang menciptakan segalanya di dunia.

Ilustrasi Orang Berpikir

Al-Qur'an mendorong manusia untuk menggunakan akal dengan tepat. Hal ini direfleksikan dalam penggunaan pemikiran rasional, analisis logis, dan demonstrasi praktis untuk memahami realitas. Firman-Nya dalam surat al-An'am ayat 50 memberikan pencerahan: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan (rezeki) Allah ada padaku, aku (sendiri) tidak mengetahui yang gaib, dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku." Katakanlah, "Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(-nya)?"

Ayat ini menggambarkan bahwa Nabi Muhammad SAW. hanyalah manusia seperti kita semua. yang membedakannya adalah mengikuti wahyu yang dipanjatkan kepadanya, termasuk Al-Qur'an. Kata-kata ini dikaitkan dengan sikap menghalangi mereka yang tidak percaya kepada ajaran Tuhan dan menuduh Islam membatasi kebebasan berpikir.

Kebebasan Berpikir vs Atheisme

Di awal 1950-an, kelompok liberal sering kali mengartikan kebebasan berpikir sebagai sekulerisme bahkan atheisme. Mereka menuduh Islam membatasi kebebasan berpikir karena menlarang atheis. Bahkan, seorang bernama Muhammad Qutb menantang kelompok atheis tersebut dengan mengatakan bahwa iman kepada Tuhan, melaksanakan shalat dan puasa merupakan wujud nyata kebebasan berpikir.

Islam dan Penemuan Saintifik

Berlawanan dengan tuduhan bahwa Islam membatasi ilmu pengetahuan dan kebebasan berpikir, sejarah menunjukan bahwa Islam telah menjadi tempat berkembangnya ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan baru. Selama periode keemasan Islam, banyak ilmuwan muslim memberikan kontribusi ilmiah yang signifikan dan menerangi dunia. Di sisi lain, budaya Barat saat itu berada dalam masa kemunduran. Banyak ilmuwan Barat bahkan tidak percaya kepada Tuhan.

Salah satu contohnya adalah R. Fidelma O'Leary, seorang Profesor Biologi di Universitas St. Edward, AS, yang mendapatkan penghargaan Woman of Spirit tahun 2012. Ia, bersama timnya melakukan penelitian dan mencapai kesimpulan bahwa urat-urat syaraf di otak manusia hanya menerima darah ketika seseorang sedang sujud.

Aplikasi Kebebasan Berpikir dalam Pemerintahan Islam

Firman Allah dalam surah ash-Syura ayat 38 menjelaskan tentang sistem pemerintahan Islam yang adil dan musyawarah: "( lebih baik dan lebih kekal bagi ) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka. Mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. " Pemerintahan Islam dibangun atas prinsip keadilan dan amanah seperti yang diungkapkan dalam surat An-Nisa ayat 58: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

Islam sempurna mengatur kebebasan berpikir bersanding dengan penerapan aturan yang adil. Semoga Allah SWT. senantiasa membimbing kita untuk berpikir dan merenungkan ciptaan-Nya agar kita dapat mengenal-Nya lebih dekat.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak