Christiaan Snouck Hurgronje: Misteri di Balik Penyamarannya di Mekkah

Christiaan Snouck Hurgronje: Misteri di Balik Penyamarannya di Mekkah

Makkah, kota suci Islam yang selama berabad-abad hanya diakses oleh umat Muslim. Namun, di penghujung abad ke-19, seorang orientalis Belanda bernama Christiaan Snouck Hurgronje berhasil memecah batasan tersebut. Dengan menyamar sebagai seorang Muslim, ia mengungkap kehidupan dan rahasia di dalam kota suci.

Kisah Snouck Hurgronje, yang digambarkan dalam artikel ilmiah berjudul

"Snouck Hurgronje dan Tradisi Orientalisme di Indonesia" oleh Harda Armayanto, dkk dari Centre for Islamic and Occidental Studies (CIOS) Universitas Darussalam Gontor, tak terlupakan dalam sejarah studi Islam di Indonesia. Berbeda dengan orientalis lain yang hanya mengandalkan literatur, Snouck terjun langsung ke tengah komunitas Muslim, bahkan berpura-pura memeluk Islam demi memahami kondisi umat Islam lebih mendalam.

Pada tahun 1884, Snouck tiba di Jeddah. Ia mengucap syahadat di hadapan Qadhi Jeddah pada 16 Januari 1885 dengan nama baru Abdul Ghaffar, seorang Muslim asal Surabaya. Dengan identitas barunya, ia tinggal di Makkah selama beberapa bulan, mengamati kehidupan sosial, budaya hingga politik umat Islam di sana.

Membelajari Islam, Raih Kepercayaan Ulama

Penyemaran Snouck Hurgronje bukan sekadar pemalsuan identitas. Ia benar-benar menguasai ilmu Islam, menghadiri majelis-majelis ilmu, dan belajar langsung kepada para ulama terkemuka di Mekkah.

Kemampuan dan pengetahuannya ini membuatnya dihormati oleh banyak ulama Arab, bahkan ada yang mengira ia adalah seorang ulama Jawi.

Selama di Makkah, Snouck Hurgronje berperan aktif mempelajari dan mengumpulkan berbagai data penting tentang Islam, budaya, dan politik masyarakat Muslim yang kemudian diterbitkan dalam beberapa karyanya. Salah satu karya terkenal itu adalah buku "Mekka" (1888-1889), dan ratusan artikel ilmiah yang membahas hukum Islam, masyarakat Muslim, dan politik.

Ilmu Islam Menjadi Senjata Kolonial

Pengetahuannya tentang Islam ternyata tidak hanya berhenti sebagai ilmu bagi Snouck. Ketika kembali ke Hindia Belanda, Snouck menjadi penasihat penting bagi Pemerintah Kolonial Belanda, khususnya dalam mengarahkan strategi menghadapi perlawanan rakyat Aceh.

Ia menganjurkan pemutusan hubungan antara agama dan politik (sekularisasi) untuk melemahkan semangat perlawanan rakyat, karena baginya Islam yang bersatu dengan politik akan semakin kuat memantik perlawanan rakyat terhadap Belanda.

Misteri Keyakinannya

Snouck Hurgronje lahir pada tahun 1857 di Oosterhout, Belanda. Ia berasal dari keluarga Protestan dan dibesarkan dalam tradisi Gereja Hervormde Belanda.

Terdapat banyak rumor yang menyatakan bahwa Snouck Hurgronje pernah masuk Islam karena ia pernah bersyahadat di Makkah. Namun, para peneliti modern berpendapat bahwa itu hanyalah bagian dari penyamarannya. Ia tetap tercatat sebagai Protestan hingga akhir hidupnya.

Meskipun begitu, arsip dan catatan Snouck Hurgronje mengenai Islam tetap menjadi sumber penting bagi para sejarawan dan ilmuwan Islam untuk memahami perkembangan dan dinamika Islam di dunia.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak