Dimana Ruh Kita Saat Tertidur?
Tidur adalah istirahat yang Allah berikan kepada manusia. Melalui tidur, tubuh menjadi segar dan pikiran lebih tenang. Dalam Islam, tidur bukan sekadar waktu istirahat, tapi ada hal penting yang terjadi. Yakni, berkaitan dengan ruh atau jiwa.
Lalu, ke mana ruh pergi saat manusia tertidur?
Allah Mengajarkan Tentang Tidur
Allah berfirman dalam Al-Qur'an surah Al-An’am ayat 60:
وَهُوَ الَّذِيْ يَتَوَفّٰىكُمْ بِالَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيْهِ لِيُقْضٰٓى اَجَلٌ مُّسَمًّىۚ ثُمَّ اِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Artinya: Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian, Dia membangunkan kamu padanya (siang hari) untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Dalam buku Rahasia dan Keutamaan Waktu untuk Ibadah karya Imam al-Ghazali, dijelaskan bahwa tidur mirip dengan kematian. Seseorang yang tertidur seperti berada di antara hidup dan mati. Ketika bangun, ia seperti dibangkitkan dari kematian. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Az-Zumar ayat 42:
اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْاُخْرٰىٓ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Artinya: Allah menggenggam nyawa (manusia) pada saat kematiannya dan yang belum mati ketika dia tidur. Dia menahan nyawa yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti (kekuasaan) Allah bagi kaum yang berpikir.
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap kali seseorang tidur, Allah mengambil ruhnya. Ruh orang yang memang telah ditetapkan ajalnya tidak dikembalikan. Sementara ruh orang yang masih diberi kehidupan, akan dikembalikan sampai tiba waktunya nanti.
Mimpi dan Alam Lain
Dijelaskan juga bahwa orang yang tidur bisa melihat sesuatu yang tidak dipahami saat ia sadar. Inilah yang disebut mimpi. Saat tidur, ruh seakan masuk ke alam lain yang tidak bisa dijangkau oleh akal saat terjaga. Oleh karena itu, mimpi bisa terasa sangat nyata dan berbeda dari kenyataan.
Luqman Al-Hakim pernah memberi nasihat kepada anaknya :
"Wahai anakku, jika engkau ragu akan kematian, maka janganlah engkau tidur. Sebagaimana engkau tidur, demikian pula engkau akan mati. Dan jika engkau ragu akan kebangkitan, maka janganlah engkau bangun. Sebagaimana engkau bangun dari tidur, demikian pula engkau akan dibangkitkan setelah mati."
Pesan ini mengingatkan bahwa tidur adalah gambaran kecil dari kematian. Maka, orang yang menyadari hal ini seharusnya tidak lalai dan selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian.
Rasulullah SAW Mengajarkan Kita
Rasulullah SAW juga mencontohkan bagaimana seorang muslim bersikap sebelum tidur. Dalam riwayat dari 'Aisyah RA, Nabi meletakkan kepalanya di atas tangan kanannya, lalu membaca doa dan mengingat kematian:
Allāhumma rabbas-samāwātis-sab'i wa rabbal-'arsyil-'azhīm. Rabbanā wa rabba kulli syai'in wa mālikah.
Ya Allah, Tuhan langit yang tujuh dan Tuhan 'Arsy yang agung. Tuhan kami, Tuhan segala sesuatu dan Raja atas segala sesuatu."
Doa ini menunjukkan bahwa Nabi SAW mengajarkan agar sebelum tidur, seseorang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan menyadari bahwa hidup bisa berakhir kapan saja.