Dosa yang Menjadi Penghalang Rezeki Rumah Tangga

Dosa yang Menjadi Penghalang Rezeki Rumah Tangga

Setiap pasangan suami istri pasti menginginkan rumah tangga yang harmonis dan rezeki yang lancar. Namun tak jarang yang merasa rezekinya seret meskipun usaha keras dilakukan. Penyebabnya bisa jadi terhambat karena dosa-dosa yang dilakukan tanpa sadar. Dalam Islam, rezeki bukan sekadar jumlah uang, tapi juga keberkahan. Jika rumah tangga jauh dari keberkahan, maka apa pun penghasilannya, tetap terasa kurang, cepat habis dan penuh masalah. Ilustrasi Dosa Menghalangi Rezeki Kunci kesuksesan dalam hidup adalah taat kepada Allah SWT. Dalam buku *29 Dosa yang Menghalangi Datangnya Rezeki* karya Ibnu Mas'ad Masjhur disebutkan bahwa salah satu penyebab Utama terhambatnya rezeki dalam rumah tangga adalah ketidaktaatan kepada Allah SWT. Dosa ini sering kali dianggap sepele, namun dampaknya besar terhadap kelancaran rezeki keluarga. Hal demikian juga berlaku dalam hubungannya dengan rezeki, hubungan antara kita sebagai hamba dan Allah sebagai pemberi rezeki. Allah SWT berfirman dalam surah Fatir ayat 3: **يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْۗ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللّٰهِ يَرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ LDA لآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۖ فَاَنّٰى تُؤْفَكُوْنَ** Artinya: "Wahai manusia, ingatlah nikmat Allah kepadamu! Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia. Lalu, bagaimana kamu dapat dipalingkan (dari ketauhidan)?" **Berkhianat pada Istri dan Anak** Suami merupakan perantara rezeki bagi keluarga. Namun, jika suami mengkhianati istri dan anak dengan menggunakan uang untuk kesenangan pribadi, tentu akan menghambat datangnya rezeki. Ketika seorang suami menyimpang dari amanah ini, artinya ia telah mengkhianati kepercayaan yang diberikan oleh Allah SWT. Padahal, rezeki yang ia terima bukanlah semata-mata untuk dirinya sendiri, melainkan untuk kesejahteraan seluruh anggota keluarganya. Jika seorang suami tak lagi bisa dipercaya dalam menyalurkan rezeki, maka kepercayaan sebagai pemimpin rumah tangga pun ikut tergerus. Ketika amanah hilang, tidak menutup kemungkinan bahwa pintu rezeki juga akan perlahan tertutup. Oleh karena itu, penting bagi setiap suami untuk menyadari bahwa setiap rupiah yang ia peroleh membawa tanggung jawab besar. Allah SWT menitipkan harta tersebut agar digunakan dengan benar, terutama untuk mencukupi kebutuhan keluarga yang menjadi tanggungannya. Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh tidaklah engkau menginfakkan harta dengan tujuan mengharapkan wajah Allah, kecuali kamu akan mendapatkan pahala, hingga makanan yang kamu berikan kepada istrimu." (HR Bukhari) **Mengambil Jalan Rezeki yang Haram** Rezeki yang didapatkan dengan cara yang haram tentu akan membuat keluarga tidak harmonis. Mencari rezeki di jalan yang haram ini akan mengundang kerusakan keluarga maupun diri sendiri. Allah SWT telah memperingatkan umat Islam agar selalu menikmati sesuatu dari yang halal. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ** Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, makanlah apa-apa yang baik yang Kami anugerahkan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu benar-benar hanya menyembah kepada-Nya." (QS Al-Baqarah: 172) **Terlibat Maksiat** Maksiat ini tidak hanya berlaku bagi suami saja atau istri saja, melainkan keduanya. Keduanya harus sama-sama berniat meninggalkan maksiat jika ingin lancar rezekinya, karena dosa menjadi penghalang bagi datangnya rezeki. Imam Abu Hanifah RA berkata kepada para muridnya, "Jika kita menghadapi suatu masalah dan sulit menyelesaikannya, hal ini terjadi karena dosa-dosa yang kita lakukan." Jika sudah demikian, pemilik masalah sebaiknya melakukan salat dan bertaubat. Pada kitab yang sama, sahabat Abdullah bin Abbas RA memperjelas situasi di atas. Ia mengatakan bahwa: "Sesungguhnya amal kebajikan memiliki cahaya di dalam dada, keceriaan pada muka, kekuatan di badan, keluasan dalam rezeki, dan kecintaan di hati para makhluk, whereas perbuatan dosa memiliki kegelapan di dalam hati, keburukan di muka, kelemahan di tubuh, kekurangan dalam rezeki, dan kebencian di hati para makhluk." Mengenai hubungan rezeki dan maksiat ini, Imam Ibnu Qayyim mengatakan: "Maksiat mempunyai pengaruh yang membahayakan bagi hati dan badan di dunia dan akhirat. Di antara pengaruh maksiat, yaitu 1) maksiat yang bersifat menular dari satu orang ke orang lainnya, 2) maksiat yang membuat orang berani terhadap orang lain yang tidak bersalah, 3) maksiat meninggalkan tabiat dalam hati yang jika semakin banyak dilakukan, menjadikan pelakunya termasuk golongan orang yang lalai." **Durhaka terhadap Orang Tua** Melupakan orang tua sama saja anak tersebut durhaka karena sampai kapan pun kita tidak akan pernah mampu membalas jasa kedua orang tua. Orang tua merupakan salah satu pintu rezeki anak. Allah SWT berfirman dalam surah Luqman ayat 14: **وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَ LDA اِلَيَّ الْمَصِيْرُ** Artinya: Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) "Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu." Hanya kepada-Ku (kamu) kembali. Durhaka dan melupakan orang tua sama saja menutup pintu rezeki bagi keluarga. Sebab, doa kedua orang tua lah yang membuat hidup kita lebih baik.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak