Kementerian Agama (Kemenag) RI kembali memberikan himbauan untuk jemaah haji yang sedang berada di Madinah. Lantaran Madinah menjadi tempat singgah terakhir jemaah haji gelombang II sebelum kembali ke Tanah Air, pembukaan lokasi ini menjadi momen penting untuk beribadah dan berziarah.
Dodo Murtado, Kepala Seksi Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja Makkah, menjelaskan dalam Konpers Haji 1446 H/2025 M melalui YouTube Kemenag RI, bahwa jemaah haji diimbau untuk tidak memaksakan diri mengunjungi Raudhah jika belum memiliki tasreh atau surat izin masuk. “Jangan memaksakan diri bila belum mendapat jadwal atau izin. Petugas akan membantu mengarahkan dan memastikan proses ziarah berlangsung tertib dan nyaman," jelas Dodo.
Madinah, dengan Masjid Nabawi sebagai pusat ibadah, menjadi tempat yang istimewa bagi umat Muslim. Tradisi ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash Shiddiq, dan Umar bin Khattab merupakan sunnah yang disepakati oleh para ulama. Sebagai tempat yang penuh keunikan dan nilai spiritual, Madinah membutuhkan perhatian khusus dan sikap sowan dari setiap jemaah haji yang memastikan kenyamanan dan ketertiban di sana.
Untuk membantu jemaah agar dapat menjalankan ibadah dengan lancar, Dodo juga menekankan pentingnya mendatag dan mengingat nama hotel, termasuk jalur dari hotel ke Masjid Nabawi. "Pintu masuk ke Masjid Nabawi dapat dikenali dengan nomor di setiap pintu masuknya," tambahnya.
Menerapkan norma-norma di Masjid Nabawi menjadi hal penting bagi jemaah haji. Ada beberapa aturan perlu diperhatikan. Dodo kembali mengingatkan agar jemaah tidak menitipkan sandal kepada siapa pun ketika beribadah di masjid. “Sandal agar dibawa masing-masing dengan cara menggunakan kantong plastik atas tas bawaannya," kata Dodo.
Larangan merokok di Masjid Nabawi juga ditegaskan Dodo. "Jemaah haji Indonesia diimbau agar mengindahkan dan mematuhi larangan tersebut agar terhindar dari sanksi yang ditetapkan otoritas setempat,” jelas dia. Dengan berbagai himbauan ini, diharapkan jemaah haji dapat menjalankan ibadah dan ziarah dengan khusuk serta tertib.
Penting untuk diingat, perjalanan haji bukan hanya tentang fisik, tetapi juga tentang spiritualitas dan pembelajaran. Disiplin dan kesopanan adalah kunci agar semua jemaah mendapatkan pengalaman terbaik selama berada di tanah suci.