Makam Rasulullah SAW di Masjid Nabawi
Madinah, kota yang dipenuhi sejarah dan keimanan, menjadi tempat istimewa bagi umat Islam. Di kotanya yang penuh berkah, Nabi Muhammad SAW menebarkan dakwah, membangun masyarakat awal Islam, dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Masjid Nabawi, yang menjadi jantung Madinah, menjadi tempat tujuan bagi para Muslim dari seluruh dunia. Masjid ini menyimpan ribuan kenangan dan sejarah, salah satunya di area makam Rasulullah SAW yang penuh kehormatan.

Melalui berbagai referensi sejarah, seperti
Keajaiban Masjid Nabawi karya M. Irawan
dan
Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul karya Ahmad Hawassy, diketahui bahwa Rasulullah SAW dimakamkan di tempat wafatnya, yaitu di kamar Ummul Mukminin Aisyah RA.
Hal ini sesuai dengan hadits yang menyatakan bahwa para Nabi dimakamkan di tempat mereka meninggal dunia. Kamar Aisyah saat itu masih berdampingan dengan masjid utama, dan kini terletak di sudut tenggara Masjid Nabawi.
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan dimakamkan seorang yang tidak bertakwa kecuali di tempat ia meninggal.
Di sisi kanan makam Rasulullah SAW dimakamkan sahabat beliau, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dan di sisi kanan Abu Bakar dimakamkan Umar bin Khattab. Pemilihan lokasi makam ketiga sahabat dekat Nabi ini bukanlah tanpa alasan. Umar pada masa hidup beliau pernah memohon kepada Aisyah untuk dimakamkan di sisi Rasulullah SAW. Aisyah yang awalnya menginginkan tempat itu untuk dirinya, akhirnya merelakannya memuliakan sahabat yang dekat dengan Nabi Muhammad SAW.
Aisyah RA sendiri dimakamkan di pemakaman Baqi, tidak jauh dari Masjid Nabawi. Pemakaman ini menaungi banyak tokoh penting dalam sejarah Islam, termasuk istri-istri Rasulullah dan para sahabat.
Area makam Rasulullah SAW dijaga oleh petugas yang disebut pasukan askar. Mereka bertugas menjaga ketertiban dan memastikan jamaah tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti menangis keras atau berdoa langsung menghadap makam. Jamaah yang datang hanya diperkenankan menyampaikan salam dan mendoakan Rasulullah SAW dari balik pagar tinggi yang mengelilingi area makam. Petugas akan membimbing para peziarah agar tetap berjalan perlahan dan tidak berhenti terlalu lama.
Di atas kawasan makam terdapat kubah hijau atau Qubbat al-Khadra, yang menjadi simbol paling terkenal dari Masjid Nabawi. Kubah ini dibangun pada masa Mamluk, kemudian diperkuat dan dicat hijau pada masa pemerintahan Sultan Mahmud II dari Dinasti Utsmaniyah. Karena tampilan kubah ini yang mencolok, posisi makam Rasulullah SAW sendiri agak masuk dan tidak sejajar langsung dengan bagian luar bangunan masjid. Area makam dilindungi dengan pagar besi dan hanya bisa disaksikan melalui celah-celah pada pagar tersebut.
Makam Rasulullah SAW merupakan tempat yang sangat spesial bagi umat Muslim di seluruh dunia. Keberadaan dan kehormatan makam ini mengingatkan kita akan perjuangan, ajaran, dan kasih sayang Rasulullah SAW yang akan selalu diingat dalam sejarah Islam.