Tata Cara Salat di Masjidil Haram
Masjidil Haram adalah pusat umat Islam dunia, tempat suci yang penuh keutamaan. Tak heran jika menjalankan salat di tempat ini memiliki nilai ibadah yang luar biasa. Namun, terdapat beberapa hal unik dalam pelaksanaan salat di Masjidil Haram yang membedakannya dari masjid-masjid pada umumnya.
Seperti yang diketahui, jemaah di Masjidil Haram melaksanakan salat dengan posisi shaf melingkari Ka'bah. Posisi imam salat ini pun berbeda, bisa berada di depan Ka'bah atau di tempat khusus yang disebut mihrab. Mihrab merupakan tempat yang terletak di belakang mataf, di seberang dinding Ka'bah antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad.

Jika imam berada di mihrab, maka makmum dapat menempatkan diri mengelilingi Ka'bah mulai dari barisan paling depan, dengan mengosongkan area arah imam. Selama imam memimpin salat dari mihrab, makmum yang berada di arah yang sama tidak boleh lebih maju dari imam.
Keutamaan Salat di Masjidil Haram
Keutamaan salat di Masjidil Haram memang sungguh luar biasa. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
الصَّلَاةُ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ بِمِائَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ وَالصَّلَاةُ فِي مَسْجِدِي بِأَلْفِ صَلَاةٍ وَالصَّلَاةُ فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ بِخَمْسِمِائَةِ صَلَاةٍ (رواه الطبراني)
Artinya: "Salat di Masjidil Haram (Makkah) pahalanya sama dengan 100.000 (seratus ribu) kali salat, dan salat di Masjidku (Masjid Nabawi) sama pahalanya dengan 1.000 (seribu) kali salat, dan salat di Baitul Maqdis sama pahalanya dengan 500 (lima ratus) kali salat." (HR Thabrani)
Keutamaan ini semakin memperkaya nilai ibadah salat di Masjidil Haram, mengingat tempatnya sebagai pusat kegiatan keagamaan umat Islam.