Zaid bin Haritsah: Sahabat Rasulullah yang Tangguh dan Pemberani

Zaid bin Haritsah: Sahabat Rasulullah yang Tangguh dan Pemberani

Kisah sahabat Nabi Muhammad SAW selalu penuh inspirasi. Salah satunya adalah Zaid bin Haritsah, seorang prajurit tangguh yang juga memegang rahasia Rasulullah SAW. Kisahnya tercatat dalam Al-Qur'an dan berbagai sumber sejarah Islam, membuktikan peran pentingnya dalam dakwah dan perjuangan umat Islam.

Sabagaimana disebutkan dalam surah Al-Ahzab ayat 37, Zaid adalah salah satu sahabat yang direkaakan oleh Allah SWT untuk menjadi tempat pemindahan pernikahan untuk memberikan ketenangan kepada kaum mukmin. Kejadian ini menunjukkan kebaikan hati dan kemakmuran yang diberikan Allah SWT kepada Zaid bin Haritsah.

Dikutip dari buku Para Panglima Perang Islam karya Rizem Aizid, Zaid bin Haritsah lahir dari pasangan Su'da binti Tsalabah dan Haritsah. Ia berasal dari keluarga sederhana dan bukanlah seorang bangsawan. Masa kecilnya penuh tantangan, karena Zaid pernah ditangkap dan dijual sebagai budak. Namun, takdir berkata lain. Keponakan Khadijah, Hukaim bin Hisyam, membeli Zaid. Karena kebaikan hati Zaid, beliau diberikan kepada Nabi Muhammad SAW dan dibebaskan.

Di sisi lain, Zaid telah menjadi seorang Muslim sejati sejak kecil dan menjadi anak asuh Rasulullah SAW. Kedekatannya dengan Rasulullah SAW sangatlah lekat. Ia menjadi orang kepercayaan yang memegang rahasia pemimpin umat Islam. Kemesraan ini mendorong julukan Zaid sebagai Sang Pemegang Rahasia Rasulullah SAW.

Zaid bin Haritsah: Pejuang yang Gagah dan Berani

Zaid bin Haritsah bukan hanya sahabat yang dekat dengan Rasulullah SAW. Ia juga terkenal sebagai prajurit tangguh dan pemberani. Sebagai seorang komandan perang, ia memimpin pasukan Islam dalam berbagai pertempuran. Ketenangan dan ketabahan Zaid dalam kondisi perang membuat beliau dikagumi oleh para sahabat.

Kehebatan Zaid sebagai prajurit mendapat pengakuan di Perang Uhud. Ketika itu, ia menjadi tameng bagi Rasulullah SAW, menunjukkan kesetiaannya yang luar biasa kepada pemimpinnya.

Meninggalkan Jejak, Berpulang dalam Pertempuran

Zaid bin Haritsah gugur saat bertempuran di Perang Mu'tah pada tahun 629 M. Ia ditunjuk sebagai salah satu komandan perang bersama Ja'far bin Abu Thalib dan Abdullah bin Rawahah. Ketiga mereka bergiliran memimpin pasukan, agar terus mengamankan pertempuran. Usaha Zaid berbuah pahit, beliau gugur ditembaki oleh musuh saat memimpin pasukan Islam.

Kematian Zaid memicu kesedihan mendalam bagi Rasulullah SAW. Sebuah hadits yang diceritakan oleh Aisyah RA menyatakan : “Setiap Rasulallah SAW mengirimkan suatu pasukan yang disertai Zaid, ia selalu diangkat Nabi jadi pemimpinnya. Seandainya ia masih hidup sesudah Rasulullah SAW, tentulah ia akan diangkatnya sebagai Khalifah."

Kisah Zaid bin Haritsah mengingatkan kita tentang pentingnya ketekunan, keberanian, dan kesetiaan dalam menjalani kehidupan. Ia membuktikan bahwa seorang Muslim sejati bukanlah hanya nama, tetapi semangat juang dan pengabdian kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak