Makna Huruf #03 : Aw (أو)



Kerumitan Al-quran dan Hadist tidak terlepas dari kerumitan kalimat huruf dengan variasi makna yang beragam. Huruf ma'ani dalam ilmu nahwu (gramatika bahasa Arab) memberikan arti ketika dikombinasikan dengan isim (kata benda) atau fi'il (kata kerja). Sehingga bagi yang ingin mendalami makna al-quran, hadits atau teks Arab klasik seperti syair jahiliah sangat perlu mendalami makna huruf-huruf ma'ani. 

Pada artikel ini penulis akan memaparkan beberapa arti dari kalimat huruf Aw (أو).

Kalimat huruf Aw (أو) Sebagai huruf ‘Ataf memiliki delapan makna :


1. الشك (keraguan)
Yaitu menunjuki kepada terjadi keraguan dari mutakallim (pembicara). Aw (أو) dengan makna ini berada setelah kalam khabari.
contoh :
  قَا لُوْا لَبِثْنَا يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍ
“(Kita berada di sini sehari atau setengah hari)” (QS. Al-Kahf 18: Ayat 19)

إبهام .2 (Menyamarkan pada pendengar)
Menunjukkan pada makna mutakallim (pembicara) Menyamarkan atau membuat pendengar ragu. Aw (أو) dengan makna ini terletak setelah kalam khabari (pernyataamn).
Contoh :
 وَ اِنَّاۤ اَوْ اِيَّا كُمْ لَعَلٰى هُدًى اَوْ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
“dan sesungguhnya kami atau kalian pasti berada dalam petunjuk atau dalam kesesatan yang nyata”
(QS. Saba’ 34: Ayat 24)

3.التخيير (Memberi pilihan)
Memberi pilihan antara dua hal yang di-athaf-kan (ma’thuf dan ma’thuf 'alaih ) yang tercegah berkumpul. Aw (أو) dengan makna ini berada setelah thalab (perintah/larangan), contoh:
تزوخ هندا أو أختها
(Kawinlah dengan si hindun atau saudara perempuannya)

4.الإباحة (pembolehan)
 Menunjukkan pada boleh berkumpul antara dua hal yang di-athaf-kan (ma’thuf dan ma’thuf 'alaih ). Sama seperti makna التخيير أو ، dengan makna ini juga berada setelah thalab (perintah/larangan), contoh:
  جالس العلماء أو الوعاظ
(Duduklah bersama para ulama atau penasehat)

Perbedaan الإباحة dengan التخيير adalah bolehnya berkumpul antara ma’thuf dan ma’thuf ‘alaih, seperti contoh ulama dan penasehat, karena bisa jadi dua sifat tersebut berkumpul pada satu orang, seperti seorang ulama yang juga penasehat. Sedangkan التخيير tidak boleh. 

3. مطلق الجمع ( Berkumpul secara mutlak)
Artinya berkumpul antara ma’thuf dan ma’thuf ‘alaih dalam hukum, seperti mutlaq al-jam’i pada wawu.
 contoh;
 وقد زعمت ليلى بأني فاجر " لنفسي تقاها أو عليها فجورها
“Laila menyangka bahwa aku sungguh jahat. Ketakwaan diriku bermanfaat bagiku dan kejahatan diriku mencelakakanku”
Contoh lain :
متكلم ثم صفات الذات * ليست بغير أو بعين الذات
“Allah yang mutakallim (yang berbicara). Kemudian sifat-sifat zat, yang bukan zat dan bukan selain zat.”

4. التقسيم (Pembagian)
 contoh;
الكلمة اسم أو فعل أو حرف
“Kalimat terbagi menjadi isim, fi’il dan buruf”

5.التفصيل (perincian)
Yaitu perincian bagi yang ijmal (disebutkan secara umum).
Contoh :
وَقَا لُوْا کُوْنُوْا هُوْدًا اَوْ نَصٰرٰى تَهْتَدُوْا
“(Dan kata mereka, “Jadilah kamu sebagai penganut agama Yahudi atau Kristen, niscaya kamu mendapat petunjuk.”) (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 135)

Artinya orang-orang Yahudi berkata “Jadilah kamu sebagai penganut agama Yahudi”. Dan orang-orang Nasrani berkata “Jadilah kamu sebagai penganut agama Nasrani”

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
 قَا لُوْا سَا حِرٌ اَوْ مَجْنُوْنٌ
“ mereka mengatakan (Dia) adalah seorang tukang sihir atau orang gila”) (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 52)

Artinya sebagian mereka mengatakan “dia adalah seorang tukang sihir”, dan sebagian lainnya mengatakan “dia adalah orang gila”.
Aw (أو) dengan makna tafsil adalah jika berada setelah kalam khabari. Begitu juga dengan makna syak, ibham, taqsim, idhrab.

5. بمعنى إلى أو إلا (Menggunakan makna إلي atau إلا)
Aw (أو) dengan makna ini menashabkan fi’il mudhari’ yang ada setelahnya dengan an (أن) yang tersimpan (mudhmarah). Contoh;
لألزمنك أو تقضيني حقي
“Aku akan terus di dekatmu sampai/kecuali kamu menunaikan hakku”

6. الإضراب (seperti بل )
Imam Sibawaihi mensyaratkan terdahulu nafi (penafian) atau nahi (larangan) atau adanya pengulangan ‘amil, namun ulama lain selain sibawahi berpendapat tanpa syarat (mutlak).
 Contoh:
وَاَ رْسَلْنٰهُ اِلٰى مِائَةِ اَلْفٍ اَوْ يَزِيْدُوْنَ
“Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih,”(QS. As-Saffat 37: Ayat 147)
“Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang, bahkan lebih” (QS. As-Shaafat: 147)

8. التقريب
Al-Hariri mengatakan, juga memiliki makna mendekatkan kemiripan,
Contoh;
ما أدري أسلم أو ودع
“Aku tidak tahu, apa dia salam atau berpamitan”

Demikianlah pendalaman arti dari kalimat huruf Aw (أو) yang kami kumpulkan dari kitab ilmu nahwu dan Ushul Fiqh. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.