Orang Yang Mendustakan Agama - Agama Dalam Al-Qur'an

Dalam Al-Qur'an, tema Agama salah satunya dijelaskan melalui topik Orang Yang Mendustakan Agama, yang tercermin dari ayat-ayat berikut ini lengkap dengan terjemah dan tafsir Jalalain serta Tahlili Kemenag.

QS. Al-Ma'un (107:1)

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

Tafsir Jalalain

(Tahukah kamu orang yang mendustakan hari pembalasan?) atau adanya hari hisab dan hari pembalasan amal perbuatan. Maksudnya apakah kamu mengetahui orang itu? Jika kamu belum mengetahui:

Tafsir Tahlili Kemenag

Dalam ayat ini, Allah menghadapkan pertanyaan kepada Nabi Muhammad, “Apakah engkau mengetahui orang yang mendustakan agama dan yang dimaksud dengan orang yang mendustakan agama?” Pertanyaan ini dijawab pada ayat-ayat berikut.

QS. Al-Ma'un (107:2)

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ

2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,

Tafsir Jalalain

(Maka dia itulah) sesudah huruf Fa ditetapkan adanya lafal Huwa, artinya maka dia itulah (orang yang menghardik anak yatim) yakni menolaknya dengan keras dan tidak mau memberikan hak yang seharusnya ia terima.

Tafsir Tahlili Kemenag

Allah lalu menjelaskan bahwa sebagian dari sifat-sifat orang yang mendustakan agama ialah orang-orang yang menolak dan membentak anak-anak yatim yang datang kepadanya untuk memohon belas-kasihnya demi kebutuhan hidupnya. Penolakannya itu sebagai penghinaan dan takabur terhadap anak-anak yatim itu.

QS. Al-Ma'un (107:3)

وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ

3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

Tafsir Jalalain

(Dan tidak menganjurkan) dirinya atau orang lain (memberi makan orang miskin) ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang yang bersikap demikian, yaitu Al-'Ash bin Wail atau Walid bin Mughirah.

Tafsir Tahlili Kemenag

Allah menegaskan lebih lanjut sifat pendusta itu, yaitu dia tidak mengajak orang lain untuk membantu dan memberi makan orang miskin. Bila tidak mau mengajak orang memberi makan dan membantu orang miskin berarti ia tidak melakukannya sama sekali. Berdasarkan keterangan di atas, bila seorang tidak sanggup membantu orang-orang miskin maka hendaklah ia menganjurkan orang lain agar melakukan usaha yang mulia itu.

QS. Al-Ma'un (107:4)

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ

4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,

Tafsir Jalalain

(Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat.)

Tafsir Tahlili Kemenag

Dalam ayat-ayat ini, Allah mengungkapkan satu ancaman yaitu celakalah orang-orang yang mengerjakan salat dengan tubuh dan lidahnya, tidak sampai ke hatinya. Dia lalai dan tidak menyadari apa yang diucapkan lidahnya dan yang dikerjakan oleh anggota tubuhnya. Ia rukuk dan sujud dalam keadaan lalai, ia mengucapkan takbir tetapi tidak menyadari apa yang diucapkannya. Semua itu adalah hanya gerak biasa dan kata-kata hafalan semata-mata yang tidak mempengaruhi apa-apa, tidak ubahnya seperti robot.

Topik "Orang Yang Mendustakan Agama" menunjukkan bagian penting dari tema "Agama", yang mengajarkan nilai-nilai iman, ketaatan, dan pemahaman terhadap wahyu Ilahi.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url