Alur Ibadah Jemaah Sebelum Puncak Haji
Alur Ibadah Jemaah Sebelum Puncak Haji
Menjelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, terdapat beberapa rangkaian ibadah yang dapat dilakukan jemaah. Puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina merupakan rukun haji, yang salah satunya adalah wukuf di Arafah. Keutamaan wukuf dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW:
"Haji itu hadir di Arafah. Barang siapa yang datang pada malam hari jam'in (10 Zulhijah sebelum terbit fajar) maka sesungguhnya ia masih mendapatkan haji."
HR. At Tirmidzi
Sebelum melaksanakan wukuf, pelbagai kegiatan ibadah dan persiapan dapat dilakukan jemaah dan bisa dilakukan setelah tiba di Makkah. Berikut adalah penjelasan alur ibadah jemaah sebelum puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina:
1. Pilihan Jenis Ibadah Haji
Langkah pertama, jemaah bisa menjalankan salah satu jenis haji yaitu Tamattu, Ifrad, dan Qiran. Haji Tamattu berarti menggabungkan pelaksanaan umrah dan haji dalam satu perjalanan ke Makkah pada bulan haji. Jemaah Tamattu akan melakukan tawaf, sa'i dan tahallul (mencukur rambut/melepaskan ihram) dalam perjalanan haji.
Sementara itu, haji Ifrad adalah haji yang dilakukan terlebih dahulu, lalu mengerjakan umrah di luar musim haji. Sedangkan haji Qiran adalah berihram dengan umrah pada bulan-bulan haji, lalu masukkan haji ke dalamnya sebelum tawaf.
2. Pergantian Pakaian
Jemaah yang melakukan haji Tamattu akan kembali ke hotel untuk mengganti pakaian ihramnya menjadi pakaian biasa. Sedangkan jemaah haji Ifrad dan Qiran tetap berpakaian ihram
3. Salat Lima Waktu
Jemaah haji yang kondisi fisiknya sehat diwajibkan melakukan salat lima waktu di Masjidil Haram. Bagi jemaah lansia, disabilitas, atau risti dapat salat fardhu di hotel. Tahukah Anda, bahwa keutamaan salat di hotel Tanah Haram tetap sama pahalanya seperti salat di Masjidil Haram, seperti yang diungkapkan dalam sabda Rasulullah SAW:
“Salat di masjidku ini lebih utama 1000 kali dibanding salat di masjid lain kecuali Masjidil Haram. Salat di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali dibanding salat di masjidku.”
HR. Ibnu Majah
Beberapa ulama berpendapat bahwa batasan Masjidil Haram dalam hadits tersebut tidak diartikan secara harfiah, melainkan juga mencakup seluruh Tanah Suci Makkah.
4. Kegiatan Bimbingan Ibadah dan Manasik
Selanjutnya, jemaah hendaknya mengikuti kegiatan bimbingan ibadah dan manasik haji di hotel sesuai petunjuk petugas haji kloter.
5. Meningkatkan Amal Ibadah
Saat laksanakan ibadah, jemaah dapat memperbanyak tadarus Al-Qur'an dan amalan lainnya. Sebagaimana diketahui, setiap amal ibadah yang dilakukan di tempat suci didapatkan pahala yang 100000 kali lipat.
6. Pertimbangan Kesehatan
Jemaah hendaknya memperhatikan kesehatan dan kondisi fisik dengan tidak memaksakan diri melakukan umrah sunnah berulang kali sebelum wukuf. Kebanyakan bagi jemaah yang sakit, lansia, dan disabilitas.