Istilah Puasa Sunnah di Bulan Dzulhijjah
Istilah Puasa Sunnah di Bulan Dzulhijjah
Bulan Dzulhijjah adalah periode istimewa di Islam, di mana berbagai amalan sunnah dianjurkan, termasuk puasa. Didukung oleh kitab "Seri Fiqih Kehidupan" karya Ahmad Sarwat, puasa di bulan ini membawa dua kebahagiaan, yang dirangkum dalam hadist Rasulullah SAW:
"Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya."
— HR Muslim
Melaksanakan puasa dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan. Menjadi bagian dari sepuluh hari terbaik dalam Islam, ia mendatangkan pahala dan meningkatkan ibadah.
Praktik Puasa di Dzulhijjah
Berdasarkan buku "Seri Fiqih Kehidupan" karya Ahmad Sarwat, Rasullullah SAW senantiasa melaksanakan puasa di awal Dzulhijjah. Terdapat sebuah riwayat dari Hafshah RA yang menyebutkan:
"Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW: Puasa hari Asyura, puasa pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum Subuh."
— HR Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasa'i
Pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa selama 9 hari, yaitu dari 1 hingga 9 Dzulhijjah. Dilarang berpuasa pada 10 Dzulhijjah karena merupakan Hari Raya Idul Adha. Hal serupa berlaku pada hari 11, 12, dan 13 Dzulhijjah sebagai hari Tasyrik.
Kerangka amalan sunnah puasa di bulan Dzulhijjah terfokus pada dua hari utama, yaitu 8 dan 9 Dzulhijjah:
- Puasa Tarwiyah: Dilakukan pada 8 Dzulhijjah, merupakan amalan yang mendatangkan pahala besar.
- Puasa Arafah: Dilakukan pada 9 Dzulhijjah, memiliki keutamaan luar biasa. Dalam sebuah hadits dari Abu Qatadah RA:
"Puasa hari Arafah menghapus dosa dua tahun, yaitu tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. Puasa Asyura menghapuskan dosa tahun sebelumnya."
— HR Jamaah kecuali Bukhari dan Tirmidzi
Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi aquellos yang tidak sedang wukuf di Arafah.
Selain puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah, selama bulan Dzulhijjah juga terdapat puasa sunnah lainnya, yaitu puasa Ayyamul Bidh dan puasa Senin-Kamis (kecuali pada hari-hari yang diharamkan, yaitu Idul Adha dan hari Tasyrik).
Berdasarkan laman Kemenag Bali, muslim dibolehkan menggabungkan niat puasa Senin-Kamis bila bertepatan waktunya dengan puasa sunnah lainnya seperti di bulan Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah. Tokoh agama bahkan menganjurkan untuk menggabungkan niat puasa sunnah agar memperoleh keutamaan.
Jadwal Puasa Bulan Dzulhijjah 1446 H/2025 M
Sesuai dengan Kalender Hijriah Indonesia 1446 H yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia, berikut jadwal puasa sunnah di bulan Dzulhijjah 2025:
**Puasa Awal Dzulhijjah (9 hari)**
- Rabu, 28 Mei 2025 (1 Dzulhijjah): Puasa Dzulhijjah hari pertama
- Kamis, 29 Mei 2025 (2 Dzulhijjah): Puasa hari kedua
- Jumat, 30 Mei 2025 (3 Dzulhijjah): Puasa hari ketiga
- Sabtu, 31 Mei 2025 (4 Dzulhijjah): Puasa hari keempat
- Minggu, 1 Juni 2025 (5 Dzulhijjah): Puasa hari kelima
- Senin, 2 Juni 2025 (6 Dzulhijjah): Puasa hari keenam
- Selasa, 3 Juni 2025 (7 Dzulhijjah): Puasa hari ketujuh
- Rabu, 4 Juni 2025 (8 Dzulhijjah): Puasa Tarwiyah (hari kedelapan)
- Kamis, 5 Juni 2025 (9 Dzulhijjah): Puasa Arafah (hari kesembilan)
**Puasa Ayyamul Bidh (2 hari)**
- Selasa, 10 Juni 2025 (14 Dzulhijjah)
- Rabu, 11 Juni 2025 (15 Dzulhijjah)
**Puasa Senin Kamis**
- Kamis, 29 Mei 2025 (2 Dzulhijjah): Sekaligus puasa Dzulhijjah
- Senin, 2 Juni 2025 (6 Dzulhijjah): Sekaligus puasa Dzulhijjah
- Kamis, 5 Juni 2025 (9 Dzulhijjah): Sekaligus puasa Arafah
- Kamis, 12 Juni 2025 (16 Dzulhijjah)
- Senin, 16 Juni 2025 (20 Dzulhijjah)
- Kamis, 19 Juni 2025 (23 Dzulhijjah)
- Senin, 23 Juni 2025 (27 Dzulhijjah)
- Kamis, 26 Juni 2025 (30 Dzulhijjah)