Keutamaan Hari Suci Madinah sebagai Pusat Dakwah dan Pemerintahan Islam
Keutamaan Hari Suci Madinah sebagai Pusat Dakwah dan Pemerintahan Islam
Madinah, kota suci kedua dalam Islam setelah Makkah, memainkan peran penting dalam sejarah dan perkembangan agama. Kota ini merupakan pusat dakwah, pendidikan, dan pemerintahan Islam selama masa Rasulullah SAW.
Menurut buku Sejarah Pendidikan Islam oleh Abuddin Nada, Madinah terletak di Hijaz, Semenanjung Arab, antara dataran tinggi Nejd dan daerah Pantai Tihamah. Selain Masjid Nabawi, pusat kekuasaan Islam, Madinah juga menjadi tempat tujuan jemaah umrah dan haji menuju Tanah Suci.
Madinah sebelum Kedatangan Islam
Sebelum kedatangan Islam, Madinah, yang saat itu bernama Yatsrib, dihuni oleh beragam masyarakat dengan beragam agama. Sebagaimana diungkapkan dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam: Teori, Prosedur dan Ruang Lingkupnya susunan Ahmad Suryadi, mayoritas penduduk Madinah memeluk agama Yahudi dan Nasrani.
Suatu kelompok Yahudi, yang terdiri dari Bani Qainuqa, Bani Nadhir, Bani Gathafan, dan Bani Quraidlah, tiba di Madinah pada abad pertama dan kedua Masehi untuk menghindari penjajahan Romawi. Di sisi lain, komunitas Nasrani ada pada sekitar tahun 343 Masehi ketika para misionaris Romawi tiba di wilayah Madinah.
Masyarakat Madinah sebelum Islam
Posisi strategis Madinah sebagai kota terbesar di provinsi Hijaz dan jalur perdagangan antara Yaman dan Suriah menjadikan kota ini penting. Namun, sebelum kedatangan Islam, masyarakat Madinah sering terlibat konflik antar suku. Dua kebudayaan yang saling berdampingan di Madinah adalah kebudayaan Arab dan Yahudi.
Madinah Adalah Kota Suci
Dalam buku Misteri Mukjizat Makkah & Madinah oleh Namin Asimah Asiszun, terdapat beberapa hadis yang menegaskan status Madinah sebagai kota suci Islam kedua.
Anas RA menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Madinah itu haram (tanah suci) dari ini sampai sini, tidak boleh dipotong (ditebang) pohonnya, dan tidak boleh dilakukan bid'ah di dalamnya. Barangsiapa yang membuat bid'ah (atau melindungi orang yang berbuat bid'ah) di dalamnya, maka ia terkena laknat Allah, malaikat, dan manusia seluruhnya.”
Abu Hurairah RA juga menyampaikan hadis Rasulullah SAW, “Seandainya saya melihat biawak memakan rumput di Madinah, niscaya saya tidak akan menghardiknya.” Beliau juga berkata, “Apa yang ada di antara dua batu hitam (tanda pembatas) Madinah itu diharamkan lewat lisanku.”
Dalam riwayat Muslim, terdapat hadis yang menegaskan pentingnya Madinah: "Sesungguhnya Ibrahim telah menyucikan Makkah dan mendoakan kebaikan bagi penduduknya, dan aku menyucikan Madinah sebagaimana Ibrahim menyucikan Makkah." Beliau melanjutkan, "Aku juga mendoakan keberkahan untuk takaran dan mud di Madinah sebagaimana Ibrahim mendoakan untuk penduduk Makkah." (HR Muslim)
Keutamaan Madinah
Madinah memiliki keutamaan yang luar biasa, seperti yang dijelaskan dalam buku Keajaiban Masjid Nabawi susunan M Irawan. Beberapa keutamaan tersebut antara lain:
- Tempat disemayamkannya jasad Rasulullah SAW
- Kota yang tidak akan dimasuki oleh Dajjal
- Tempat yang dijaga oleh malaikat hingga kiamat tiba
- Tempat yang diprioritaskan penyebutan namanya dalam Al-Qur'an
- Termasuk Tanah Haram