Pemimpin Tertinggi Iran: Ayatollah Ali Khamenei
Pemimpin Tertinggi Iran: Ayatollah Ali Khamenei
Di tengah ketegangan konflik bersenjata antara Israel dan Iran, sosok Ayatollah Ali Khamenei menjadi sorotan. Ia disebut menjadi target Israel dalam rencana penyerangan. Rencana tersebut terungkap dari sebuah dokumen rahasia Israel dan dikabarkan telah dilaporkan kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sehingga ia menentang rencana pembunuhan ini.

Siapakah sebenarnya sosok Ayatollah Ali Khamenei dan seberapa besar pengaruhnya di Iran? Berikut ulasan mengenai profil dan peran Ayatollah Ali Khamenei dalam politik dan revolusi Islam Iran.
Profil Ayatollah Ali Khamenei
Ayatollah Ali Khamenei merupakan seorang ulama sekaligus tokoh politik yang berpengaruh di Iran. Lahir di kota suci Mashhad pada 19 April 1939, ia adalah putra kedua Sayyed Javad Khamenei, seorang ulama sederhana yang mengajarkan keluarganya untuk hidup sederhana dan rendah hati.
Pendidikan awal Khamenei berlangsung di maktab, sekolah dasar tradisional yang mengajarkan alfabet dan Al-Qur'an. Kemudian ia melanjutkan ke sekolah Islam dan akhirnya menyempurnakan studinya di seminari teologi di Mashhad. Di bawah bimbingan ayahnya dan ulama besar lainnya, ia menguasai logika, filsafat, dan yurisprudensi Islam.
Ayatollah Ali Khamenei dalam Politik dan Revolusi Islam
Ide-ide Islam dan revolusioner Ayatollah Ali Khamenei mulai bersemi di dalam dirinya sejak usia 13 tahun ketika ia mendengar pidato berapi-api dari ulama pemberani yang menentang kebijakan Shah yang dianggap anti-Islam.
Pada tahun 1962, Khamenei bergabung dengan barisan pengikut revolusioner Imam Khomenei, pemimpin politik Revolusi Islam Iran. Ia dengan penuh dedikasi menentang kebijakan rezim Shah yang dinilai pro Amerika dan anti-Islam selama 16 tahun. Atas keberaniannya, Khamenei dianugrahi kehormatan oleh Imam Khomeini untuk menyampaikan pesan rahasia dari Ayatollah Milani dan ulama lain tentang cara dan taktik mengungkap sifat rezim Shah.
Perjuangannya untuk revolusi Islam membawanya menghadapi penangkapan dan pengasingan. Ia ditahan di "Penjara Gabungan Polisi-SAVAK" di Teheran selama berbulan-bulan. Setelah dibebaskan, ia dilarang berkhotbah atau mengajar. Pengasingannya selama tiga tahun pun tak menghentikan semangatnya. Ia terus mengembangkan aktivitas politik-keagamaan dan terlibat dalam demonstrasi besar-besaran di seluruh Iran.
Kemenangan Revolusi Islam Iran
Setelah hampir 15 tahun menjalani penderitaan, rezim tirani Pahlavi jatuh dan Republik Islam di Iran berdiri. Sesaat sebelum kemenangan Revolusi Islam pada 11 Februari 1979 dan kembalinya Imam Khomeini ke Iran, Ayatollah Ali Khamenei diangkat sebagai anggota Dewan Revolusi Islam bersama tokoh penting lainnya.
Jasa-jasa Ayatollah Ali Khamenei untuk Republik Islam
Sejak itu, Ayatollah Khamenei memegang berbagai posisi penting di Republik Islam Iran, hingga saat ini menjadi pemimpin tertinggi. Berikut beberapa diantaranya:
- Anggota pendiri Partai Republik Islam
- Wakil Menteri Pertahanan
- Pengawas Garda Revolusi Islam
- Imam Salat Jumat di Teheran
- Anggota parlemen Teheran
- Wakil Imam Khomeini di Dewan Tinggi Pertahanan
- Garda terdepan perang yang dipaksa oleh Irak
- Presiden Republik Islam Iran (dua periode yang berbeda)
- Ketua Dewan kebudayaan Revolusi
- Presiden Dewan Kebijaksanaan
- Pemimpin Republik Islam Iran setelah wafatnya Imam Khomeini
- Ketua Komite Revisi Konstitusi
Selain menjalankan amanah penting di Republik Islam, Ayatollah Ali Khamenei juga aktif menulis. Beliau menghasilkan berbagai karya tulis, mulai dari "Pemikiran Islam dalam Al-Qur'an", "Persatuan dan Partai Politik, Perjuangan Para Imam Syiah (AS)" hingga "Kumpulan Pidato dan Pesan" berjilid-jilid.