Amalan Setelah Pulang dari Tanah Suci agar Haji Mabrur

Amalan Setelah Pulang dari Tanah Suci agar Haji Mabrur

Menunaikan ibadah haji adalah cita-cita mulia bagi setiap Muslim. Namun, puncak keutamaannya tidak hanya berhenti setelah pelaksanaan ibadah di Tanah Suci berakhir. Haji yang mabrur harus tercermin dalam perilaku dan amalan setelah kembali ke tanah air.

Berdasarkan Buku Manasik Haji 2025 terbitan Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji & Umrah, salah satu ciri mabrurnya haji adalah melaksanakan amal kebaikan sebagaimana yang tercantum dalam Al Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 177.

لَيْسَ الْبِرَّاَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَاَسْتَعْمَلْنَا عَلَى حُبِّهٖ ۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ ۚ وَاُفّوْء بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْا

Arab Latin: Laisal-birra an tuwallū wujūhakum qibalal-masyriqi wal-magribi wa lākinnal-birra man āmana billāhi wal-yaumil ākhiri wal-malā'ikati wal-kitābi wan-nabiyyīn(a), wa ātal-māla ‘alā ḥubbihī żawil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīna wabnas-sabīl(i), Wassā'ilīna wa fir-riqāb(i), wa aqāmaṣ-ṣalāta wa ātaz-zakāh(ta), wal mūfūna bi'ahdihim iżā ‘āhadū.

Artinya: Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya; melaksanakan shalat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji; sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Dalam ayat tersebut dijelaskan enam amal kebaikan yang menandai kesempurnaan amal seorang muslim.

Amalan Setelah Pulang dari Tanah Suci agar Haji Mabrur

Mengacu pada sumber sebelumnya, berikut enam amalan yang penting untuk dijaga agar kemabruran haji tetap terpelihara:

  1. Memperkuat Iman kepada Allah SWT

    Amalan pertama yang perlu dijaga adalah memperkuat keimanan. Seorang Muslim yang telah berhaji hendaknya semakin yakin kepada Allah SWT, hari akhir, malaikat, kitab-kitab, dan para nabi. Keimanan inilah yang menjadi pondasi bagi seluruh amal saleh yang dikerjakan.

  2. Berinfak kepada yang Membutuhkan

    Keimanan yang kokoh akan mendorong seseorang untuk lebih peduli dan ringan tangan dalam membantu sesama. Salah satu ciri haji yang mabrur adalah kegemaran untuk berinfak, khususnya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, dan mereka yang memerlukan bantuan.

  3. Menjaga Shalat dengan Baik

    Selain gemar berinfak, menjaga shalat dengan baik menjadi amalan penting lainnya. Shalat merupakan tiang agama yang harus ditegakkan dengan penuh kesungguhan. Shalat yang terjaga waktunya dan dilaksanakan dengan khusyuk menjadi tanda keistiqamahan setelah melaksanakan ibadah haji.

  4. Melaksanakan Kewajiban Zakat

    Setelah menjaga shalat, amalan berikutnya yang tak kalah penting adalah melaksanakan kewajiban zakat. Hal ini selaras dengan sabda Nabi SAW yang disampaikan dalam sebuah riwayat dari buku Sunan at-Tirmidzi Jilid 1 karya Muhammad bin Isa bin Saurah (Imam at-Tirmidzi), disebutkan bahwa dari Umar bin Hafsh asy-Syaibani al-Bashri, dari Abdullah bin Wahb, dari Amr bin Harits, dari Darraj, dari Ibnu Juhairah, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda: "Apabila engkau telah menunaikan zakat hartamu, maka engkau telah menunaikan kewajibanmu."

  5. Menepati Janji

    Melaksanakan zakat juga harus diiringi dengan akhlak mulia, salah satunya adalah menepati janji. Memegang teguh janji menjadi bagian penting dari karakter seorang Muslim yang menginginkan hajinya mabrur.

  6. Bersabar dalam Ujian Kehidupan

    Menjalankan seluruh amalan tersebut tentu tidak selalu mudah. Dalam kehidupan sehari-hari, akan ada banyak ujian, kesulitan, dan musibah yang harus dihadapi dengan kesabaran. Sikap sabar inilah yang menjadi salah satu kunci penting dalam menjaga kemabruran haji.

Semoga amalan-amalan ini dapat terus diterapkan dan menapaki kehidupan setelah berhaji dengan lebih baik.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url