Petani Kopi Usia 100 Tahun Dapat Prioritas Haji Lansia

Petani Kopi Usia 100 Tahun Dapat Prioritas Haji Lansia

Awan Dahlan dan istrinya, Anan Dahniar, pasangan petani kopi asal Aceh Tengah, berbahagia. Mereka akan berangkat haji tahun 2025. Yang lebih spesial lagi, Awan (100 tahun) dan Anan (95 tahun) mendapat prioritas haji lansia.

Kebahagiaan ini diungkapkan saat pasangan suami istri tersebut baru saja kembali dari puskesmas untuk menerima suntikan vaksin polio, syarat wajib bagi para jemaah haji tahun ini. "Ini yang kedua," ujar Dahniar dalam logat Gayo yang khas.

"Kewajiban vaksinasi polio bagi para jemaah haji mengikuti ketentuan Kementerian Kesehatan Arab Saudi yang dikeluarkan Maret 2025 bagi para pelaku perjalanan dari Indonesia. Aturan itu ditujukan bagi negara yang pernah mengalami kasus polio selama satu tahun terakhir," terang Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, Liliek Marhaendro Susilo.

Bugar Meski Usia 100 Tahun

Awan Dahlan masih tampak bugar meskipun usianya sudah mencapai angka 100 tahun. Sehari-harinya, ia masih rutin merawat kebun kopinya, penglihatannya baik (hanya sesekali memakai kacamata), dan ia masih bisa mengendarai motor sendiri.

"Yang lupa Bapak ni, ingatannya," ucap Dahniar. "Kune kase , iso (entah gimana nanti, di sana--Arab)."

Lupa ingatan yang dimaksud Dahniar tidak terlalu parah.Meski begitu, kadang-kadang Dahlan lupa waktu.

"Paling waktu aja, dia lupa. Hmmm. Mesti, ayo salat. Kalau udah lama-lama, akhirnya jadi enggak tahu," kata Dahniar, ibu dari sembilan anak.

Dari Hasil Kebun Kopi

Meskipun usia mereka sudah lanjut, Awan dan Dahniar menyatakan siap berangkat ke Tanah Suci. Semua persyaratan telah mereka penuhi, dan mereka selalu mengikuti bimbingan manasik dan senam lansia di puskesmas.

"Alhamdulillah, lahir batin," kata Dahniar.

“Mudah-mudahan, masih sehat. Saya malah kepikiran sama yang dorong-dorong aja, saya pikir. Kan ramai-ramai juga itu, iya kan?” ujar Dahlan membayangkan suasana di Masjidil Haram.

Awan Dahlan akan berangkat bersama kelompok terbang (kloter) 3 Embarkasi Aceh, bersama jemaah lain dari Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Banda Aceh.

"Alhamdulillah bisa mengunjungi Ka'bah tiga kali. Berkah umur, Alhamdulillah," ujar Dahlan yang berasal dari keluarga dengan 12 bersaudara. Sebelumnya, Awan dan Dahniar sudah dua kali menjalankan umrah.

“Ulak umrah (pulang umrah) ni,” ujar Dahniar mengenang.

"2017 pergi. 2018 berhenti, 2019 pergi lagi. Pulang umrah dua kalinya, terus daftar haji," lanjutnya. Saat berangkat haji tahun ini, mereka hanya berdua. Dari sembilan anak mereka, baru dua yang sudah mendaftar haji.

“Dua kali umrah berdua. Alhamdulillah, nggak ada pisah-pisah. Berangkat haji, berdua,” ucap Dahniar.

Biaya umrah dan haji mereka diperoleh dari hasil kebun kopi. Walaupun masih memiliki sawah warisan, mereka mengaku dana haji murni dari kebun kopi.

"Semuanya kebun, izin Allah. Dari kopi semuanya, kumpul-kumpul kami.

Ketika ditanya luas kebun, Dahlan hanya tersenyum merendah, "Sedikit."

Anak bungsunya, Munawar, mengatakan bahwa mereka memiliki dua kebun, satu dekat rumah dan satu lagi sekitar satu kilometer jauhnya.

Menurut Munawar, sekali panen bisa menghasilkan 30-40 kaleng kopi, dengan setiap kaleng berisi sekitar 1,2 kg gabah kopi. Dalam musim panen dari Oktober sampai Januari, bisa panen hingga 10 kali. Dahlan menceritakan bahwa akhir tahun lalu, hasil panennya mencapai 60 kaleng. Uang dari hasil panen itu digunakan untuk melunasi biaya haji.

"Pelunasan sekali terus, enggak ada cicil-cicil, Insyaallah, lancar," katanya.

Prioritas Haji Lansia

Pasangan ini tidak menyangka bisa berangkat haji tahun ini karena mereka baru mendaftar pada November 2019. Namun, mereka terpilih sebagai jemaah prioritas lansia.

"Habis ini, panggil ya Allah. Mudahkan rezeki ku, ya Allah. Gitu tiap salat," ucap Dahniar.

Kalau tidak mendapat prioritas, mereka baru bisa berangkat haji tahun 2044. "Lama antrian jemaah haji Aceh yang mendaftar tahun 2019 mencapai 25 tahun," ujar Azhari, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Aceh.

Azhari menjelaskan sesuai KMA Nomor 1196 Tahun 2024, Aceh mendapat 4.378 kuota haji, dan 219 di antaranya khusus untuk lansia.

"Dari 4.378 kuota untuk Aceh tahun ini, 219-nya diprioritaskan untuk lansia," kata Azhari.

Menurut Azhari, prioritas ini ditentukan berdasarkan usia tertua, yang diproses melalui Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat). "Syaratnya, sudah mendaftar haji paling kurang 5 tahun," ucap Azhari. Karena banyak lansia yang berusia di atas 80 tahun, maka yang berusia 70-an belum tentu masuk prioritas. "Cuma karena masih banyak yang di atas 80, yang 70 belum masuk. Secara kategori sudah masuk lansia. Tapi karena kuota lansia 219 orang, 80 tahun ke atas sudah terpenuhi," ujarnya.

Azhari menyebut ada 1.168 jemaah haji lansia dari Aceh tahun ini. Sebanyak 799 berusia 65-75 tahun, 362 orang berusia 76-95 tahun, dan 7 orang berusia lebih dari 95 tahun.

Meskipun jumlah kuota lansia terbatas, pelayanan khusus tetap diberikan, terutama sejak masuk ke asrama haji. Lansia akan ditempatkan di lantai satu agar lebih mudah bergerak, dan aktivitas umum dibatasi demi menjaga kesehatan mereka.

“Pelayanan ini merupakan bentuk perhatian pemerintah agar jemaah lansia dapat menjalankan ibadah haji dengan nyaman dan aman,” kata Azhari.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak