Benarkah Hewan Kurban Menjadi Kendaraan di Akhirat?
Hari Raya Idul Adha tiba, momentum ketika umat Islam melaksanakan ibadah kurban dengan menyembelih hewan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Tak jarang, dalam perayaan ini muncul pertanyaan-pertanyaan unik, seperti apakah hewan kurban yang disembelih akan menjadi kendaraan kita di akhirat? Benarkah?
Pertanyaan ini dibahas dalam buku 100 Hujjah Aswaja yang Dituduh Bid'ah, Sesat, Syirik dan Kafir yang disusun Ma'ruf Khozin. Buku tersebut menyebutkan pendapat yang menyatakan hewan kurban menjadi kendaraan di akhirat bukan sekadar mitos, melainkan memiliki dasar berupa ijtihad ulama.
Para ulama berdalil dengan sebuah hadits yang dipanjatkan oleh Nabi SAW tentang hewan kurban yang akan kembali hadir di hari kiamat dengan utuh, dilengkapi dengan tanduk, bulu, dan kakinya. Hadits ini diriwayatkan Imam at-Tirmidzi, berdasarkan riwayat Aisyah RA.
Berikut bunyi haditsnya:
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَخْلَافِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الْأَرْضِ »
Artinya: Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi bersabda, "Tidak ada amal manunia di hari qurban yang lebih dicintai oleh Allah daripada mengalirkan darah hewan. Sebab hewan itu akan datang di hari kiamat dengan tanduknya, bulunya dan kakinya. Dan sungguh darahnya telah diterima oleh Allah sebelum jatuh ke tanah" (HR at-Tirmidzi)
Selain hadits tersebut, terdapat juga kutipan dari Zain al-Arab yang menyatakan hewan kurban akan hadir di hari kiamat dan menjadi kendaraan di atas shirath.
قَالَ الْقَارِي قَالَ زَيْنُ الْعَرَبِ : يَعْنِي أَفْضَلُ الْعِبَادَاتِ يَوْمَ الْعِيدِ إِرَاقَةُ دَمِ الْقُرُبَاتِ ، وَأَنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَمَا كَانَ فِي الدُّنْيَا مِنْ غَيْرِ نُقْصَانِ شَيْءٍ مِنْهُ لِيَكُونَ بِكُلِّ عُضْوِ مِنْهُ أَجْرٌ ، وَيَصِيرُ مَرْكَبُهُ عَلَى الصِّرَاطِ انْتَهَى
Artinya: "Amal yang paling utama di hari raya Idul Adha adalah menyembelih hewan. Dan hewan tersebut akan datang di hari kiamat sebagaimana ketika di dunia tanpa berkurang sedikitpun, agar setiap anggota tubuhnya memiliki pahala. Dan hewan tersebut menjadi kendaraannya di atas shirath." (al-Mubarakfuri, Tuhfat al-Ahwadzi, 4/145)
Buku Pintar Akidah Ahlussunnah Waljama'ah yang diterjemahkan dari al-'Aqa'id wal Firaq al-Islamiyyah dalam al-Gunyah Lithalibi Tariq al-Haqq karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani juga memuat hadits yang menganjurkan untuk memilih hewan kurban yang berkualitas karena ia akan menjadi kendaraan kita di atas jembatan shirath.
Hadits tersebut disampaikan ketika membahas kewajiban mengimani jembatan shirath yang membentang di atas neraka Jahanam. Jembatan ini diyakini akan mengantarkan orang yang dikehendaki Allah SWT masuk surga. Nabi SAW bersabda, "Pilihlah hewan kurban yang berkualitas, sebab ia adalah kendaraan kalian di atas jembatan shirath."
Namun perlu diketahui, hadits ini memiliki status dhaif. Dalam kitab Talkhish al-Habir dan adh-Dha'ifah, para ulama menyatakan sanadnya lemah.
Sampai saat ini, debat mengenai hewan kurban sebagai kendaraan akhirat masih berlangsung. Walaupun demikian, tak ada salahnya jika kita lebih fokus kepada aspek keyakinan dan keikhlasan dalam beribadah kurban. Amalan yang tulus dan disertai niat yang baik pastilah akan mendapat ridho Allah SWT.