Masjid Luar Batang: Jejak Sejarah Islam di Jakarta

Masjid Luar Batang: Jejak Sejarah Islam di Jakarta

Terletak di jantung kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Masjid Luar Batang berdiri kokoh sebagai saksi bisu perkembangan Islam di ibukota. Masjid tertua ini bukan hanya tempat beribadah bagi umat Muslim, tetapi juga destinasi ziarah yang diminati banyak orang. Dengan arsitektur unik dan kisah sejarah yang panjang, Masjid Luar Batang menjadikannya tempat yang penuh makna bagi masyarakat.

Menelusuri sejarahnya, Masjid Luar Batang didirikan pada tahun 1739 oleh seorang ulama terpandang, Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus. Berasal dari Hadramaut, Yaman, Habib Husein dikenal dengan dakwahnya yang damai, welas asih, dan keilmuannya yang mendalam. Kepemimpinan kharismatiknya membuatnya dihormati oleh masyarakat Betawi dan sekitarnya. Jejak kehidupan dan ajaran beliau terpancar dalam nilai-nilai kebajikan, kasih sayang, dan keteladanan dalam beragama yang melekat dalam budaya masyarakat.

Awal Mula dan Asal Usul Nama "Luar Batang"

Pada awalnya, Masjid Luar Batang dinamakan Masjid An Nur. Sesuai dengan kondisi di masa itu, bangunannya sederhana, berbahan kayu. Salah satu versi sejarah menjelaskan tentang asal usul nama “Luar Batang”. Konon, ketika Habib Husein meninggal dunia, jenazahnya menghilang saat hendak dimakamkan. Jenazah beliau kemudian ditemukan kembali di lokasi yang sama, dan masyarakat setempat menyebutnya sebagai "luar batang" sebagai simbol peti mati (batang).

Versi lain menyebutkan bahwa istilah “luar batang” berasal dari kebiasaan di pelabuhan di mana kapal-kapal asing yang tidak membayar pajak dilarang masuk ke “dalam batang” (area pelabuhan) dan harus menunggu di luar batang pohon penanda pelabuhan.

"Saat pertama kali didirikan, masjid ini bernama Masjid An Nur. Bentuknya belum seperti ini, sederhana pakai kayu," jelas Daeng Mansur, Sekretaris Masjid Luar Batang.

Arsitektur dan Nilai Budaya

Arsitektur Masjid Luar Batang memadukan gaya tradisional Betawi dengan sentuhan Timur Tengah. Simpel namun kokoh, bangunannya memancarkan aura religius yang kuat. Di dalam masjid terdapat makam Habib Husein, tempat ziarah bagi banyak peziarah. Masjid Luar Batang menjadi saksi bisu perkembangan Islam di Jakarta dari masa kolonial Belanda hingga era modern.

Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Luar Batang juga menjadi pusat kegiatan sosial, pendidikan agama, dan kebudayaan. Di bulan Ramadan, masjid ini menjadi tuan rumah bagi berbagai kegiatan, seperti buka puasa bersama, pengajian, dan salat Tarawih.

Keunikan dan Kisah yang Mengagumkan

Masjid Luar Batang dilengkapi dengan dua menara yang mengapit di bagian kanan dan kiri masjid. Menara setinggi 57 meter ini dibangun pada tahun 2008 dan menggantikan menara yang lebih pendek berusia 150 tahun. Setiap hari, ratusan jemaah datang untuk beribadah, terutama pada akhir pekan, Jumat, Sabtu, dan Minggu.

Meskipun telah berusia ratusan tahun, Masjid Luar Batang terus menjadi tempat bersejarah dan spiritual bagi masyarakat Jakarta. Kisah asal-usulnya, arsitekturnya yang unik, dan peran beliau dalam menyebarkan Islam di Batavia menjadikannya destinasi yang penuh makna bagi para pengunjung.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak