Menyisihkan Rokok, Tukar dengan Mimpi Haji

Menyisihkan Rokok, Tukar dengan Mimpi Haji

Di sela-sela rangkaian acara Musyawarah Kerja Nasional Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah RI di Yogyakarta, Staf Ahli Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sukamto menarik perhatian para hadirin dengan kisah inspiratifnya. Pada awalnya, namanya disebut sebagai Haji Sukamto oleh pembawa acara, namun ia justru menyampaikan keterbatasannya untuk menunaikan ibadah haji hingga saat itu.

Sukamto sempat dua kali diajukan menjadi calon petugas haji, namun selalu menemui kendala. Pada tahun 2008, ia mendapatkan tugas penting dari Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sedangkan pada tahun 2011, kebijakan Pemerintah Provinsi DIY yang membatasi petugas haji menjadi maksimal eselon IV membuatnya gagal, mengingat saat itu ia telah naik menjadi eselon III.

Kini, Sukamto resmi mendaftarkan diri sebagai calon jemaah haji reguler dengan jadwal keberangkatan di tahun 2027, Insya Allah. Ia berharap, kisah hidupnya bisa menjadi inspirasi bagi para pendengar, khususnya bagi yang juga belum sempat menunaikan ibadah haji.

"Jadi begini Bapak Ibu, sebelum tahun 2003 itu saya perokok berat. Satu hari habis dua bungkus,"

Kisah menginspirasi ini bermula pada 19 Januari 2003, ketika Sukamto memutuskan untuk berhenti merokok. Ia mengalokasikan dana yang biasa digunakan untuk beli rokok, yaitu Rp 5.000,- per bungkus, untuk dua tujuan: lanjut studi dan persiapan haji.

Memasuki Agustus 2012, celengan hasil sisihan uang rokok selama sembilan tahun buka, terkumpul dan telah mencapai Rp 30 juta. Uang tersebut kemudian digunakan untuk pendaftaran haji pada bulan November 2012. Perjalanan yang seharusnya dimulai pada tahun 2024 harus tertunda akibat pandemi, sehingga dijadwalkan pada tahun 2027.

Selain menuntaskan keinginannya untuk menunaikan ibadah haji, dana hasil sisihan rokok ini juga menjadi modal untuk melengkapi gelar pendidikannya, S2 dan S3.

Kisah Sukamto, sungguh menjadi teladan bagi kita untuk menepati janji pada diri sendiri dan keimanan. Sungguh benar firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183:

“وَمَنْ لا يَسْتَطِيعُ إِلاّ قَلِيلاً فَلْيُقَدِّمْ مَا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ فِي الْحَيَاةِ. وَلا تُكِلِفُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا”

("Dan barangsiapa yang tidak mampu (memberi sebagian harta benda), maka hendaklah dia memberi apa yang telah Allah mudahkan baginya dalam kehidupan. Dan Allah tidak akan membebani sesuatu jiwa melainkan kemampuannya".

Kita dapat mengambil hikmah dalam kisah ini, bahwa dengan tekad dan komitmen, setiap impian, meskipun sekecil apapun, dapat terwujud.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak