Transformasi Layanan Haji 2025: Beralih ke Basis Syarikah
Indonesia menyambut transformasi layanan haji yang diusung Arab Saudi pada tahun 2025. Sistem layanan yang selama ini berbasis wilayah atau geografis akan beralih ke layanan berbasis syarikah.
“Ini adalah kebijakan resmi Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi dan berlaku untuk seluruh negara pengirim jemaah, termasuk Indonesia,” ujar Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2025, Muchlis A Hanafi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Kemenag RI, Senin (12/5/2025).
Menurut Muchlis, penataan berbasis syarikah ini memudahkan pengendalian layanan oleh syarikah selaku pihak yang bertanggung jawab langsung terhadap jemaah.
“Sistem ini memastikan bahwa tanggung jawab layanan lebih terfokus dan profesional oleh perusahaan. Kemudian juga memperjelas sistem koordinasi, pelaporan terutama syarikah kepada Kemenhaj, kepada otoritas setempat. Kalau ada terjadi apa-apa (kepada jemaah) itu responnya di lapangan juga bisa dilakukan oleh syarikah,” jelasnya.
Muchlis menambahkan, “Dengan skema ini, kami memastikan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina lebih terorganisir, mulai dari transportasi hingga akomodasi.
Kebijakan berbasis syarikah yang diterapkan Saudi ini disambut baik oleh Indonesia. Sebagai bentuk adaptasi, Indonesia melakukan penyesuaian bertahap tetap memprioritaskan kenyamanan serta perlindungan jemaah.
Muchlis menegaskan bahwa transformasi layanan haji 2025 yang berbasis syarikah ini tidak mengurangi hak-hak jemaah. Seluruh jemaah tetap mendapat layanan akomodasi sesuai kontrak, konsumsi tiga kali sehari, transportasi antarlokasi, dan bimbingan ibadah.
“Semua proses layanan diawasi dengan ketat oleh petugas PPIH demi menjamin kualitas serta kesetaraan layanan di seluruh titik. Kami menilai layanan berbasis syariah ini ya memang sebagai langkah yang tepat ya untuk memastikan jemaah itu secara utuh terlayani dalam setiap pergerakan terutama saat puncak haji nanti,” kata Muchlis.
Namun, pada fase kepulangan jemaah haji akan dikelompokkan kembali sesuai format kloter. Ini dimaksudkan untuk menjaga integrasi data dan kenyamanan sosial jemaah.