Hikmah Ritual Haji dalam Kehidupan Sehari-hari
Hikmah Ritual Haji dalam Kehidupan Sehari-hari
Sebagai orang beriman, dalam berbagai aktivitas hidup hendaknya kita patuh dan taat terhadap tuntunan Allah SWT. Akan datang musim haji pada tahun 1446 H, sebuah momen penting bagi umat Islam. Sebagai refleksi, kita dapat menjadikan makna ritual ibadah haji sebagai pedoman kehidupan sehari-hari.
1. Ihram
Ihram melambangkan kesetaraan, kesederhanaan, persamaan dan persaudaraan. Semangat ini menjadi titik tolak untuk berbuat kebajikan dan menjalin persaudaraan.
Prinsip persamaan (al-musawah) ditegaskan dalam Al-Qur'an dan Sunnah, yang menegaskan bahwa semua manusia sama di hadapan Allah SWT, tanpa memandang ras, suku, bangsa, atau status sosial. Firman-Nya dalam Surah Al-Hujurat ayat 10, "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara" menegaskan pentingnya persaudaraan dan kebersamaan di antara sesama muslim. Ayat ini juga memerintahkan untuk mendamaikan orang-orang yang berselisih dan bertakwa kepada Allah agar dirahmati.
2. Thawaf
Thawaf mengandung hikmah dalam hal kedisiplinan, ketaatan, dan kerendahan hati. Disiplin penting dalam berbagai aspek kehidupan, karena tanpa disiplin, hasil belum tentu optimal. Thawaf juga mengajarkan kita untuk rendah hati dalam menjalin relasi sebgai bentuk tawadhu.
Rendah hati dalam Islam dianjurkan sebagai sikap merendahkan diri dengan tidak sombong dan merasa lebih tinggi dari orang lain. Surah Al-Furqan ayat 63 menjelaskan hamba Allah yang rendah hati, dan hadis yang menyatakan bahwa siapa yang bersikap rendah hati karena Allah, niscaya Allah akan meninggikannya.
Terjemahan ayat, "Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, "Salam."
3. Sa'i
Sa'i mengajarkan etos kerja, kerja profesional, pengabdian, kecintaan, dan optimisme menatap masa depan. Dalam sa'i, disampaikan kisah Siti Hajar yang ikhtiar mencari air untuk bayi Nabi Ismail AS. hingga tujuh kali pulang balik antara bukit Shafa ke bukit Marwa, sebagai simbol tak mudah menyerah."
Sebagai muslim yang beriman, sejatinya menjadi generasi unggul karena hikmah Sa'i telah mengajarkan kerja profesional dan sikap optimis. Sikap optimis dalam Islam penting bagi setiap muslim yang beriman, karena merupakan bagian dari berprasangka baik kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur'an, terdapat beberapa ayat yang menekankan pentingnya optimisme dan tidak mudah putus asa, seperti QS. Az-Zumar ayat 53. "Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'"
4. Wukuf
Wukuf adalah puncak dari ibadah haji menjadikannya momen untuk kesadaran diri, kehadiran Allah dan kejujuran.
Kesadaran diri dalam Islam, dikenal juga sebagai ma'rifat al-nafs, adalah pemahaman mendalam tentang diri sendiri, termasuk kekuatan, kelemahan, potensi, dan kedudukan di hadapan Allah SWT. Dalam Surah Al-Hasyr ayat 18, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
5. Tahallul
Tahallul adalah ritual terakhir yang menjadikan seseorang terlepas dari larangan berihram. Sikap bersyukur kepada-Nya merupakan keniscayaan. Tahallul dibandingkan dengan rapor atas prestasi yang diperoleh dalam dunia bisnis. Allah SWT berfirman: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)
Semoga Allah SWT memberikan kita selalu arahan dan petunjuk untuk menjalankan kehidupan ini dengan menaati ajaran-Nya. Amin Ya Rabbal 'alamiin.
**Aunur Rofiq**
Ketua DPP PPP Periode 2020-2025